Mobil sedan berwarna putih itu berhenti di perbatasan pantai. Sohyun tersenyum ke arah seseorang yang duduk di sebelahnya.
“Pantai? Tiba-tiba?” Taehyung bertanya bingung. Sohyun menganggukkan kepalanya.
“Kenapa? Tidak suka, ya?”
“Bukan begitu, apa kursi roda dapat berfungsi di atas pasir?”
Sohyun tersenyum, tangannya terangkat mengacak rambut suaminya dengan gemas. “Aku membawa tongkat, bukannya kau sudah tidak perlu menggunakan kursi roda lagi?” ucapnya, “Tongkatnya ada dibelakang.” lanjutnya kemudian keluar dari dalam mobil.
Saat berada diluar, Sohyun langsung membuka pintu kursi penumpang dan mengeluarkan kruk milik Taehyung.
Taehyung keluar sesaat Sohyun telah berdiri di sampingnya dan membantunya berpegangan dengan kruk nya. Senyum lebar terbentuk saat Sohyun melingkarkan tangannya di lengan Taehyung.
Mereka berdua berjalan, telapak kakinya yang telanjang menginjak pasir putih nan halus itu. Angin laut di sore hari memanglah sangat epik, ditambah lagi saat matahari perlahan mulai tenggelam, menampilkan warna yang begitu indah di langit.
Sohyun menyandarkan kepalanya di pundak Taehyung saat mereka duduk di bibir pantai. Kaki mereka sesekali terkena ombak pantai, membuatnya menjadi dingin dan juga ngilu.
Memejamkan matanya dan menghirup udara melalui hidungnya, kemudian menghembuskan napasnya melalui mulut.
Perasaannya tenang bersamaan dengan suasana yang semakin romantis dan juga damai.
Semilir angin menerbangkan rambut Sohyun dan Taehyung kebelakang. Membuat kening putih dan mulus mereka terekspos sangat jelas.
“Kau tahu..” Sohyun membuka suara, Taehyung menoleh, memandang Sohyun dengan tatapan penasaran.
“Apa?”
“Berdua bersamamu saat ini membuatku bernapas dengan lega.”
Taehyung tersenyum. Telapak tangannya meraih telapak tangan Sohyun kemudian menautkan jari-jarinya keduanya.
“Aku juga,”
Sohyun mengeratkan pelukannya. Membenamkan wajahnya di dada bidang Taehyung.
Lelaki Kim itu merangkul tubuh Sohyun, saat ia merasakan punggung istrinya bergetar dan dadanya mulai basah. Taehyung tidak tahu apa yang terjadi, tetapi ia berusaha untuk menenangkannya terlebih dahulu.
Sohyun merasakan dadanya sesak.
Sangat sesak sampai Sohyun tidak tahu apa yang terjadi pada dirinya. Kilasan masa lalu tiba-tiba membuat perasaan berantakan.
“Beberapa hari ini aku mimpi buruk.” ucap Sohyun, wajahnya masih bersembunyi di dada Taehyung. Ia melakukannya seolah dia tidak ingin memperlihatkan air matanya di hadapan suaminya. Sohyun merasa sangat kacau dan malu. Dia menangis karena mimpi buruknya yang menimbulkan perasaan takut.
“Mimpi ku selalu sama, kita kembali berpisah.”
Taehyung melonggarkan pelukannya. Satu tangannya terulur meraih dagu Sohyun, menuntun istrinya untuk menatap wajahnya.
Mata itu basah dan memerah, pipinya yang chubby pun basah karena cairan asin yang jatuh dari pelupuk matanya.
Taehyung tersenyum tipis, matanya yang sendu memandang lekat wajah sang istri yang benar terlihat ketakutan.
“Itu hanyalah sebuah bunga tidur. Bukankah aku pernah berjanji tidak akan pernah meninggalkan mu lagi?” tanya Taehyung sambil menyeka air mata Sohyun menggunakan ibu jarinya. “Apa pun yang terjadi, aku hanya melihatmu dan mencintaimu. Meski semesta mencoba memisahkan kita, aku akan berusaha untuk mempertahankanmu. Kau segalanya bagiku, kau napasku. Tanpamu, aku tidak tahu harus berbuat apa lagi.”
Sohyun tersenyum. Taehyung menyingkirkan helaian surai hitam Sohyun yang menganggu penglihatan istrinya itu kebelakang telinganya, setelah itu telapak tangannya mengelus dengan lembut dan kasih sayang pipi chubby Sohyun.
Netra hitamnya berfokuslah pada galaksi hitam milik Sohyun. Tenggelam semakin dalam dan ia mulai terlena. Bagi Taehyung, tak ada yang lebih indah dari kedua pupil hitam yang memandangnya begitu hangat.
Galaksi hitam yang membuat Taehyung sadar, ia jatuh cinta dan tak bisa berpaling. Galaksi yang menyadarkan dirinya bahwa ialah seorang pendosa dan tak layak memiliki wanita seperti Kim Sohyun.
Ada kalanya, beberapa hari ini Taehyung berpikir untuk berhenti. Sungguh, dia tidak sanggup. Ia mencintai Sohyun, tetapi ia telah meninggalkan luka didalam hatinya, Ia telah menyakiti Sohyun terlalu banyak, sementara Sohyun berjuang seorang diri untuk mempertahan nya dan memaafkan semua kesalahan yang mungkin orang lain tak bisa memaafkan.
Siapa yang akan memaafkan pendosa seperti dirinya? Bahkan Tuhan pun tak akan memaafkannya.
Tetapi, saat pikiran itu memenuhi kepalanya. Malaikat kecilnya datang dan membuat semuanya menghilang seperti buih, tangan kecilnya menyentuh pipinya dan netra hitamnya mampu menghipnotis Taehyung untuk berhenti memikirkan yang tak perlu.
Kim Taehyung menarik tubuh Sohyun kembali kepelukannya. Memeluknya sangat erat seolah dia tak akan pernah membiarkan wanita itu pergi darinya.
“Jika kau tetap disisiku, akan kupastikan semua mimpi buruk itu tidak akan pernah terjadi.”
Air mata Sohyun kembali jatuh. Jantungnya berdebar cepat. Sesak, tetapi bukan sesak seperti tadi.
Sohyun menggerakkan tangannya di atas punggung Taehyung, mengelusnya dan menepuk pelan punggung lelaki itu.
“Aku tetap bersamamu, sampai akhir hayatku.”
Fin
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Are You? || [M] ✅
Fiksi Penggemar© copyright, 2018 Cinta, ego, perselingkuhan, dan dendam. . Selama ini Sohyun hanya bertahan menjadi istri yang baik terhadap Taehyung. Mencoba mempertahankan pernikahannya yang berjalan tanpa cinta. Tetapi, siapa yang menyangka jika selama ini Tae...