Hai teman-teman, sedikit cerita profil saya.
Jujur, secara personal saya pribadi yang pemalu dan tertutup. Tetapi dunia kerja membentuk saya untuk bisa berbicara sedikit aktif didepan banyak orang dan saya banyak belajar untuk melatih diri saya. Saya pun merasa semakin dewasanya usia, maka circle pertemanan semakin mengerucut. Lebih ke kualitas pertemanan dibandingkan dengan kuantitas.
Di usia 22 tahun, saya pernah memutuskan untuk melajutkan pendidikan di Perguruan Tinggi Swasta di kota Medan, fakultas Ekonomi jurusan Manajemen SDM. Tidak sedikit beberapa saran yang saya terima untuk dukungan yang minim ketika saya memilih melanjutkan kuliah. Dan saat itu, saya merasa terlambat tentang pendidikan saya. Namun, saya tetap melanjutkan apa yang membuat saya pernah terlambat melakukan. Karena menurut saya, selalu ada waktu untuk melakukan perubahan jika kita mau.
Saya ingin berbagi pernyataan ini ke teman-teman :
"Bahwa setiap kita harus memilikih catatan penting untuk dijadikan sebagai pengingat bagi diri sendiri sebagai kekuatan dan pondasi kita untuk bertahan dan terus melanjutkan hidup. Kita harus punya media yang tepat untuk merangkul setiap hal yang kita rasain, baik sedih ataupun senang. Dan jika kamu punya mimpi, kejar mimpimu dan tulis satu persatu apa yang ingin kamu capai secara bertahap".Saya pernah berpikir dengan tidak melanjutkan kuliah setelah saya tamat dari bangku SMK, saya mampu untuk menemukan bagaimana dan siapa diri saya yang sebenarnya. Ternyata, saya masih bingung untuk menemukan jati diri saya. Saya merasa pendidikan akan membantu saya untuk menemukan secara perlahan label saya sebenarnya.
Namun, semakin mencari siapa saya sebenarnya, saya merasa hanya ingin melakukan yang terbaik untuk orang lain, yang terkadang saya juga kebingungan karena tidak semua orang bisa menerima diri saya dan saya terus mengutamakan orang lain dan mengesampingkan diri saya. Namun sebenarnya, jati diri adalah melakukan apa yang memang menurut saya baik dan bukan apa yang orang-orang inginkan dari saya.
Dan jati diri sebenarnya adalah saat saya konsisten dengan setiap hal yang sudah saya putuskan dan tampilkan sejak awal.
Saya menyadari, beberapa keterlambatan dalam hidup saya termasuk tentang pendidikan.
Saya memilih bekerja setelah saya tamat dari bangku sekolah. Disana, saya pun masih bingung. Apa sebenarnya ini yang harus saya tekunin? atau saya hanya ingin membentuk diri saya mandiri?Waktu terasa begitu cepat, saya pun memutuskan sesuatu untuk hidup saya. Dan saat itu, mental saya mulai terbentuk karena dunia kerja yang menuntut saya untuk bisa lebih siap. Dan pendidikan, membuat saya lebih percaya diri karena setiap kita punya keahlian diaspek masing-masing yang harus kita seriusin. Dan jati diri adalah seperti yang saya katakan.
Saya terus merendahkan diri saya saat saya bertemu dengan orang-orang yang menurut saya hebat. Saya seperti takut untuk menunjukkan kemampuan saya. Tapi mereka mendukung saya, lalu saya merubah cara pandang saya. Setiap orang diberi kesempatan untuk menggunakan waktu yang kita punya dan saya banyak belajar. Mungkin memang seperti ini harusnya, kita harus terus belajar dan belajar disetiap hal.
Saat ini saya ingin menyampaikan : "Kejar mimpimu karena masih ada waktu." Tidak apa-apa terlambat daripada tidak sama sekali, tidak apa-apa terlambat asal tepat. Waktu tidak akan mungkin untuk kita ulang, tapi kita bisa mengubah akhir.
Saya pun banyak belajar ketika saya tertinggal waktu, harusnya diusia segini saya sudah harus lulus S1, diusia segini harusnya sudah punya pekerjaan yang mapan, dan diusia segini harusnya ...... Ada waktu yang seperti sia-sia tidak dimanfaatkan dengan baik. Tapi, dengan keterlambatan saya belajar banyak hal. Termasuk saya punya banyak energi yang terkumpul, karena sesuatu yang harus saya kejar saat itu. Dan teman-teman, jangan pernah berpikir kita sangat terlambat. Tapi berpikir menggunakan waktu yang kita punya sekarang.
Apa yang membuat kita tumbuh maka kita berada dilingkaran yang tepat untuk berkembang dan memilih apa yang tepat bagi kita.
Dan saat ini menulis adalah media yang paling tepat bagi saya untuk bercerita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Healing By Writing
Non-FictionDi Cetak Berisi 152 halaman dengan enam catatan perjalanan :( mengenali diri sendiri, peran hidup & meningkatkan diri, bakat & mimpi, cinta, komunikasikan setiap hal dan pola pikir). Penulis : Emmy Siska Judul Buku : Healing By Writing Ketebalan : 1...