voteby.
Author pov
Selamat menikmati Hari Hancur Sedunia.
Semua orang yang kini sedang cosplay menjadi sad people memasuki ruangan dimana Ayra dirawat. Mereka melangkahkan kaki ragu-ragu. Tidak sanggup, tidak tega.
Taehyung melihat jelas wajah Ayra didepannya, ia sudah tidak bisa menahan tangisnya. Seorang adik yang sangat-sangat dicintai olehnya pergi meninggalkan secara tiba-tiba? Dunia memang tidak adil.
"DEK BANGUN DEKKK, GUE DISINII. JANGAN NGEBO MULU HEH, BURUAN BANGUN, AYO KE ANCOL! TENANG AJA GUE TRAKTIR LO KOK!!" ujar Taehyung yang semakin membuat seisi ruangan menangis.
Seokjin menarik tubuh adiknya pelan yang sedang menangis kencang disebelah Ayra. Setelah itu, ia pun melakukan hal yang sama seperti Taehyung. "Dek, maafin abang, ya. Abang belum bisa jadi abang yang baik buat Ayra, abang gak bisa jagain Ayra. Mungkin sebutan abang pun ga pantes buat gue dek. Jadi abang mohon, yang tenang ya, bahagia disana sama Mama. Gue sayang lo, Ayra."
"WOY AYRA, LO KALO MAU BIKIN PRANK JANGAN KETERLALUAN BEGE, ONCOM BANGET LU. UDAH CUT INI, BURUAN BANGUN, GA SAIK BANGET LO BIKIN GUE NANGIS. UDAH BERHASIL PRANK LO SAMPE BIKIN BANYAK ORANG NGELUARIN AIR MATANYA, BURUAN BANGUN AY BURUANNN" ucap Yuna.
Begitu pun seterusnya. Teman-teman Ayra tak henti-hentinya mengucapkan kata-kata perpisahan yang sama sekali tidak mereka sukai.
Gilran Jungkook.
Semua orang yang ada disana menatap Jungkook sendu, meskipun ada rasa kecewa dibaliknya. Jungkook hanya mampu menunduk tanpa mau melihat kearah yang sebenarnya ingin ia tuju.
Pada akhirnya, ia memutuskan untuk menghampiri kekasihnya. Dengan langkah yang ragu sekali, ia berhasil menggapai ranjang milik Ayra, dan tentu saja Ayranya.
"Ay, aku tahu aku bodoh. Aku gamau dengerin penjelasan kamu. Tapi apa harus kamu ngambek dengan cara kayak gini, Ay?"
"Aku gasuka Ay, gasuka sama kehilangan kamu. Sehari aja aku gabisa kalo ga ketemu kamu, gimana selamanya, Ay? Plis Ay, bangun buat aku. Bangun buat semuanya, masih banyak yang butuh kamu disini."
"Tolong, Kim Ayra. Apa bisa aku hidup tanpa kamu disamping aku? Haha, rasanya gabisa. Bahkan aku sekarang cuma sekedar sampah yang numpang hidup di Bumi. Jangan ngambek lagi Ayra. Aku rindu banget sama semua tentang kamu, semua tentang waktu aku yang berisikan kita berdua."
"Akan kuberitahu ke kamu Ay, si brengsek Jungkook telah jatuh cinta kepada Kim Ayra sejak lama. Makasih telah buat aku putus asa untuk ngejalanin hidup suram tanpa kamu, aku pergi." Kecupan singkat melayang di dahi Ayra. Jungkook ingin melangkahkan kaki menuju keluar ruangan IGD, tetapi...
Grep.
Itu tangan Ayra yang menahan Jungkook agar tidak pergi.
Hal tersebut membuat seisi ruangan membulatkan mata terkejut. Yuna langsung pergi keluar untuk mencari Dokter. Diikuti Mingyu dibelakangnya.
Jungkook mematung di tempat. Masih belum bisa berkata-kata. Lalu ia membalikkan badan, memegang kedua pipi Ayra. Ayra memang belum membuka matanya.
Dokter memeriksa keadaan Ayra. "Ini memang sebuah keajaiban! Seharusnya mengingat kondisi Ayra seperti tadi, ia akan memilih untuk pergi. Tetapi dalam hati kecilnya, masih ada sesuatu yang belum ia gapai. Keinginan untuk hidup karena orang-orang yang disayanginya sangat besar. Jadi, selamat untuk hal ini. Saya pun tak dapat menyangka kejadian seperti ini akan terjadi."
Lengkungan keatas mulut banyak orang mengembang.
"Alhamdulillah!! Tapi kenapa Ayra belum bangun, Dok?" tanya Seokjin.
"Tunggu saja, sebentar lagi ia akan membuka matanya perlahan."
Benar kata Dokter tersebut, Ayra sudah membuka mata sempurna, sedetik kemudian tersenyum. "Kak jungkook?"
Nama Jungkook yang pertama disebut.
Telapak tangan Ayra dibawa oleh Jungkook ke pipinya. "Iya, a-aku disini, Ay. Dan selamanya bakal ada disamping kamu, Alhamdulillah Ya Allahh"
Ayra tersenyum simpul. "Makasih, Kak. Aku sayang sama Kakak." Ayra mengulurkan tangan. Jungkook yang paham, ia mendekap tubuh orang yang dicintainya erat.
"Abang??"
Taehyung tersenyum kemenangan. "AKHIRNYA GILIRAN GUE, LU KELAMAAN KOOK AH. MINGGIR GA LU?!"
Jungkook menghapus air matanya, dan memberi ruang untuk Taehyung juga Seokjin.
"IH NANGIS YA? LEBAY BANGET SIHH" ujar Ayra dengan wajah tanpa dosa.
"Lebay gundulmu. Kita semua nangis-nangis ya karena lo, Malih! Bisa-bisanya sekarang ngomong gitu kayak gapunya salah aja lo." ucap Taehyung.
"Hehe,"
Seokjin mendelik. "MRINGIS LAGI, SUMPAH YA NI ANAK BIKIN GUE NAIK DARAH AJA"
"TAUK LO AY, SEGALA PAKE ACARA PRANK LAGI. GA LUCU AMJAY" sahut Yuna.
"Gue tadi itu kayak ada ditengah-tengah suatu tempat. Disebelah kanan, ada Bunda yang ngulurin tangan ke gue sambil senyum gitu. Disisi lain, ada kalian yang nangis-nangis sesenggukan. Gue bingung, sebenernya gue ini ada dimana,"
"Tapi karna gue terlanjur kangen sama Bunda, ya gue samperin Bunda terus meluk dia erat. Gue sempet main-main sama Bunda, ketawa-ketawa sama dia. Tapi habis itu, Bunda bilang ke gue. Balik lagi ke yang lain ya sayang. Kasihan banyak yang nangis disana. Gue awalnya nolak, pengennya sama Bunda aja. Tapi ngeliat ekspresi Bunda kayak berharap banget, gue mutusin buat nyamperin kalian. Tamat deh,"
Jelas Ayra panjang lebar.
"Yang penting lo sekarang udah balik lagi Ayra. Gue juga kangen sama Bunda, tapi Bunda lebih ngerti perasaan kita." ujar Seokjin.
TBC
this is a miracle, right?
akhirnya sampe diujung! gimana? mau lanjut bonchap? mauuu mauuuu??
komen ya bre, nanti makasih"nya di nextchap aja ya hehe. see u, have a nice day-!
![](https://img.wattpad.com/cover/229152419-288-k962656.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Senior, jjk
Fanfic"sebenarnya kamu yang terlalu dingin atau aku yang terlalu ingin?"