voteby.
Author pov.
Semua orang sekarang lagi berkumpul di depan ruang IGD. Tentunya untuk menunggu kabar baik yang terlontar dari mulut sang Dokter.
Taehyung yang baru saja datang diikuti Jin dibelakangnya sudah tidak bisa menahan emosinya yang sudah terbilang meluap-luap.
Taehyung berdiri mematung, meletakkan kedua tangannya dalam saku celana, lalu melirik Jungkook dengan tatapan sinis. "Brengsek, sini lo."
Jungkook paham. Dirinya memutuskan untuk mendekat pada Taehyung, siap menerima apapun yang akan pemuda didepannya ini lakukan padanya.
"Kata Cheisya, dia nangis sambil ngejar lo. Terus, dia kecelakaan." Ucap Taehyung. "Jadi orang baru aja belagu lo. Gue sama bang Jin sebagai abangnya aja ga pernah bikin dia nangis." Lanjutnya.
"Maaf bang,"
Taehyung mendelik keget. "MAAF LO BILANG? PENGKHIANAT BANGET LO!"
Buagh.
Jungkook gak ngelawan sama sekali. Mungkin ia sadar atas apa yang ia lakukan. Memutuskan suatu hubungan yang sudah dipupuk berdua hanya karena sebuah persoalan yang belum jelas kebenarannya adalah keputusan yang sangat sangat salah.
Tidak berpikir secara panjang sekali.
"Ekhem, Tae," Seokjin berdehem.
Seokjin tidak melerai mereka berdua, melainkan memberi kode kepada Taehyung.
Taehyung tahu, kalau sudah seperti ini, ia tidak bisa melawan abangnya. Meskipun Seokjin terkesan sering bercanda, tetapi percayalah, jiwa jiwa seperti itu akan hilang pada waktunya.
"Apa Bunda pernah ngajarin lo kalau semua masalah harus diselesaikan dengan perkelahian? Apa bisa, dengan lo berantem sama dia, Ayra jadi sadar terus sembuh, Tae?" Tanya Seokjin. Sedangkan yang diberi penjelasan hanya bisa menggeleng singkat.
Jungkook menyahut, tapi volume suaranya dikecilkan. "Makasih bang,"
Seokjin menghadap Jungkook. "Gue kayak gini bukan berarti gue bela lo. Gue juga sebenernya kecewa banget sama lo, tapi akal sehat gue masih berfungsi saat ini."
Jungkook mengangguk. "Iya, gue tahu, bang."
Omong-omong soal Cheisya, dia itu tetangga Ayra, Seokjin, juga Taehyung. Umurnya masih sekisar 15 tahun, lebih tepatnya menduduki bangku SMP kelas 9.
Cheisya dekat sekali dengan Ayra, tak jarang mereka berdua berkumpul hanya untuk membicarakan tentang apa saja yang ingin mereka bicarakan.
Benar, ia melihat semua yang terjadi dari awal hingga Ayra bisa berada disini.
Awalnya, Cheisya bergegas membeli beras di toko depan komplek. Lalu ia tak sengaja melihat Ayra dan Jungkook berada di depan rumah Ayra.
Cheisya sempat melihat sebentar, tak tahu kenapa, Jungkook pergi. Disusul Ayra yang menangis kencang dibelakangnya. Saat itu juga, ada sebuah taksi yang menabrak dan membuat Ayra kecelakaan.
Jungkook dan Cheisya melarikan Ayra ke rumah sakit. Cheisya pergi keluar rumah sakit, menelpon Taehyung, dan memutuskan untuk menunggu kedua Kakak Ayra segera datang untuk melihat keadaan Ayra sekarang.
Kembali dengan suasana didepan ruang IGD.
Disana sudah terdapat teman-teman dekat Ayra yang tak henti-hentinya memanjatkan doa pada Sang Maha Kuasa. Tak hanya mereka, Cheisya, Jungkook, Taehyung, juga Seokjin pun melakukan hal yang sama.
TBC
taratakdung 2020?
![](https://img.wattpad.com/cover/229152419-288-k962656.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Senior, jjk
Fanfiction"sebenarnya kamu yang terlalu dingin atau aku yang terlalu ingin?"