"GUA GA LAPER, AYRA."
Haha.Emang salah ya? Kasih perhatian ke tunangan sendiri?
Jujur, sampe saat ini gue belum ngerti alasan ka Jungkook marah, dingin, bahkan bentak gue kayak tadi.
Gue gabisa cepet peka tentang mood orang. Tapi denger ka Jungkook bentak gue gitu, dia kayaknya kesel banget sama gue.
Akhirnya gue mutusin turun kebawah, dan nemuin Bunda yang ngeliat gue dengan tatapan bingung.
"Ayra, kamu kenapa, Nak? Jungkook nya mana?" tanya Bunda lembut.
Senyum sekilas, gue jawab, "Ka Jungkook diatas. Barusan Bang Seokjin nelpon, katanya suruh pulang. Gapapa ya, Bun? Lain waktu Ayra kesini lagi,"
Bunda nunjukin raut sedih. Sebenernya ga tega juga boongin Bunda gini, tapi gue bener-bener butuh waktu buat sendiri.
Paling engga sampe pikiran gue tenang.
"Yaudah kalo gitu, mau Bunda panggilin Jungkook buat anter kamu?"
"Nggak usah, Bun. Ayra lagi pengen pulang sendiri. Ayra pulang dulu ya, Assalammualaikum," pamit gue.
"Hati-hati ya, Waalaikumsalam,"
Pas gue didepan, kebetulan banget ada taksi lewat. Baguslah, gue jadi ga perlu repot-repot pesen taksi online.
Sepanjang perjalanan, gue pandangin jendela. Ngeliat kendaraan berlalu-lalang, ga lama gue kepikiran sesuatu.
Tiba-tiba air mata gue netes gitu aja. Gue cuma ga nyangka, ka Jungkook bisa se-marah itu sama gue. Sedangkan disini gue sendiri ga ngerti dimana letak kesalahan yang gue udah lakuin.
Ya, anggaplah gue cengeng kali ini.
"Kenapa, Neng? Kok nangis? Saya nggak apa-apain Neng lho," tanya pak sopir.
Kaget kan gue, bisa bisanya ga inget tempat. "Eh, iya Pak. Saya gapapa kok."
Pak sopirnya ngangguk-ngangguk. Kasian juga sih, mungkin dia takut dituduh yang engga-engga karena disangkanya bikin gue nangis.
Taman.
Mungkin disini, tempat yang bikin gue merasa nyaman.
===
Author pov.
"Apa yang barusan gue lakuin?"
"Nyakitin hati tunangan gue sendiri?"
"Lo bodoh, Kook. Lo bodoh."
Kata-kata itu terus diucap oleh seorang Jeon Jungkook seraya mencengkram rambutnya kuat.
Pria yang tak dapat mengerti perasaan wanita, yang hanya bisa menyakiti hati tunangannya.
Sudah cukup rasa sakit yang dialami Ayra saat Ia masih berjuang untuk mendapatkan hatinya.
Dan sekarang? Jungkook ingin mengulangi hal itu lagi?
Lo jahat, Kook.
"Gak. Gue harus samperin Ayra."
Setelahnya Jungkook bergegas keluar rumah. Bunda lagi-lagi dibuat bingung oleh situasi ini. Sungguh.
"Bunda, Ayra mana?"
Nadanya mulai khawatir, Bunda bertanya, "Ayra pulang. Bukannya dia udah pamit sama kamu?"
Kali ini Jungkook benar-benar menyesal telah membiarkan Ayra terluka untuk kesekian kalinya. "Akhhh!!!"
Langkahnya tergesa-gesa, mengambil kunci motor yang tergeletak dimeja, lalu mencium punggung tangan sang Bunda. "Jungkook pergi dulu, Bun. Assalammualaikum,"
"Waalaikumsalam. Kook, tunggu!"
Jungkook tak dapat lagi mendengar panggilan dari Bunda, Ia berlari dan melaju dengan kecepatan tinggi. Dia tak peduli akan keselamatannya, yang Ia prioritaskan saat ini adalah keadaan Ayra.
Dipinggir jalan, Ia menemukan sosok yang sedang dicari. Maka dengan cepat Ia turun dan memeluk orang tersebut.
"Ayra, aku minta maaf. Aku tau aku salah, tolong beri aku kesempatan lagi, please?" ucap Jungkook.
Sedang yang didekap hanya diam mematung. Jungkook menengok dan ternyata itu bukan Ayra.
"Maaf mbak, saya salah orang. Maaf banget mbak,"
"Oh, iya, gapapa mas. Saya pergi dulu ya,"
"Sekali lagi saya minta maaf,"
Lalu perempuan itu segera meninggalkan Jungkook disana.
Jungkook duduk sebentar disalah satu kursi yang sudah disiapkan. Tak peduli kalau banyak orang yang melihatnya seperti orang yang memiliki gangguan mental.
Pasalnya sedari tadi Jungkook hanya mengumpati dirinya sendiri.
Memang itu konsekuensi yang harus Ia terima.
"Kalo sampe Ayra kenapa-kenapa, gue gaakan maafin diri gue sendiri."
Pencarian terus berlanjut hingga matahari menyembunyikan keberadaannya.
Bahkan hingga saat ini, Jungkook tak juga dapat menemukan Ayra. Ia sudah menelpon dan memberi pesan, tak sama sekali dibalas.
Jungkook khawatir, Jungkook gak mau kehilangan Ayra untuk yang kedua kalinya.
Dirinya sudah cukup tersiksa saat itu, seperti merasa semestanya hancur. Bak dunia yang begitu luas, tetapi sama sekali tidak memiliki warna didalamnya.
"Ayra, kamu dimana?"
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Senior, jjk
Fiksi Penggemar"sebenarnya kamu yang terlalu dingin atau aku yang terlalu ingin?"