CH 167

117 13 2
                                    

Bab 167 : Raja Iblis yang Cemburu; Tiga Pertanyaan Dimana Persahabatan Terletak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bab 167 : Raja Iblis yang Cemburu; Tiga Pertanyaan Dimana Persahabatan Terletak

🔸

Hua Cheng menggunakan keterampilan deduksi dan kemampuan belajarnya sendiri untuk mempelajari bahasa WuYong. Dia dapat menguraikan arti dari tulisan dan kata-kata yang mereka gunakan, tetapi karena tidak ada manusia hidup yang dapat membacakan tulisan itu kepadanya, dia tidak bisa mencocokkan tulisan itu dengan bagaimana kedengarannya. Yang berarti, dia tidak bisa memahami ocehan para tikus pemakan mayat itu. Tapi, Xie Lian, yang belum pernah mengunjungi Gunung TongLu mengerti. Jadi apa artinya ini?

Hanya dengan memandangnya sekilas, Hua Cheng bisa menebak apa yang dipikirkan Xie Lian dan dia segera berkata, "Gege, jangan panik dulu. Aku akan mengulangi kata-kata itu lagi untukmu sekarang, dengarkan ini."

"...Baiklah." Kata Xie Lian.

Ingatan Hua Cheng sangat luar biasa, dan begitu mereka pergi ke tempat tikus-tikus pemakan mayat berkumpul, dia segera mengulangi kata-kata itu dengan jelas. Xie Lian menatapnya dengan gugup, dan mendengar serangkaian pengucapan yang agak bolak-balik dan agak aneh. Kata-kata aneh itu memiliki irama kuno, dan karena mereka diucapkan dengan mantap dan dikendalikan melalui bibir Hua Cheng, nada-nada itu terdengar dalam dan indah, menyenangkan di telinga.

Setelah berkonsentrasi pada kata-kata itu untuk sejenak, Xie Lian berkata, "Aku tidak memahaminya."

Sekarang ini aneh. Dia bisa memahami kata-kata yang diucapkan oleh tikus-tikus pemakan mayat itu, tetapi sekarang setelah Hua Cheng mengucapkan kata-kata yang sama, dia tidak bisa memahaminya. Tetapi itu tidak mungkin jika apa yang terjadi hanyalah khayalan.

Hua Cheng bertanya, "Sebelumnya, ketika kamu mendengar suara-suara itu, kamu langsung memahaminya, dan mengetahui secara alami apa yang mereka katakan, benar?"

Xie Lian mengangguk, "Benar. Tidak pernah ada proses penerjemahan di dalam otakku." Itulah sebabnya ia tidak menyadari bahwa itu adalah bahasa yang berbeda.

"Aku mengerti." Kata Hua Cheng.

"Apa yang kamu mengerti?" Xie Lian bertanya.

"Apa yang kamu pahami bukanlah bahasa WuYong, tetapi emosi dari mereka yang telah mati."

Xie Lian mengerti tetapi pada saat yang sama, tidak. Hua Cheng menjelaskan lebih lanjut, "Yang artinya, dahulu kala, seseorang mendengar suara orang mati itu, memahaminya dan mengingatnya, lalu, entah bagaimana mentransplantasikan memori ini kepadamu, menginfeksi dirimu dengan emosi-emosi itu. Karena orang itu sudah tahu bahasa WuYong, jadi, kamu tidak perlu tahu bahasa WuYong. Suara-suara itu selalu terkubur jauh di dalam pikiranmu, dan saat kamu mendengarnya, kamu langsung terseret ke dalam emosi itu."

"Aku mengerti..." Xie Lian berkata, "Tapi, masalahnya adalah, siapa yang bisa menyampaikan ingatan dan emosi itu kepadaku? Dan kapan mereka melakukannya?"

•CROWN PRINCE & GHOST KING•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang