28. Someone

20.2K 3.1K 69
                                    

Sreet...

Lingkaran merah, telah ditandai dengan coretan X. Annika menghela nafas, malam ini adalah malam upacara kedewasaan putra mahkota, sekaligus malam dari hari ulang tahun dirinya. Yah, pukul 5 dini hari ia lagi-lagi terbangun disaat mata masih memelas ingin kembali kealam mimpi. Apalah daya, mata mengantuk tapi katupnya tak mau menutup. Meski sudah 20 keatas domba tidur yang ia hitung. Ia tetap tak bisa tidur, hingga pukul 6, arina menyapa paginya.

"Nona harus menjadi yang paling cantik di pesta!"

Mari nikmati waktu pelayanan penuh dengan berbagai perawatan khas wanita bangsawan. Bath up yang diisi dengan madu, susu, kelopak mawar dan berbagai ramuan wangi lainnya, masker wajah dan perawatan kuku, berlangsung selama 3 jam. Sesi berdandan yang benar-benar melelahkan, bagi Annika Ini semua seperti siksaan.

"Nona, kami melihat kotak ini dipintu balkon anda."

Salah seorang pelayan menunjuk kotak dengan kain beludru dan pita ungu diatasnya, Annika mengangkat alis bingung, ia memang tidak ada ke balkon kemarin. Apa itu paket sihir? Apa dari Lucian?

"Buka?"

Saat dibuka, sebuah gaun dengan logo branded khas butik dari kekaisaran Ireland yang terkenal modis dan sangat indah menyilaukan mata, gaun dengan warna ungu lavender yang sama dengan mata Annika menarik perhatian seluruh pelayan yang mendandaninya, ditambah kain nya yang bergradasi dengan warna putih dan pink lembut disertai permata indah dan mutiara yang disertai sulaman emas. Elegan memang, hingga menyaingi gaun yang baru mereka beli kemarin.

"Kita harus buat nona menjadi putri Cinderella dengan gaun ini!!!!"

Sontak pelayan lain mengangguk setuju. Annika menghela nafas kala melihat surat kecil yang terselip disana.

Ian sialan!

"Rambut nona lebih baik diikat sebagian!"

"Di Galung!"

"Dikepang!"

"Perona pipi dnegan warna merah!"

"Pewarna Semerah mawar!"

Annika memijit pelipisnya pelan. "Dandani aku dengan natural saja, lagipula gaun itu tidak cocok dengan dandanan ala ibu-ibu bangsawan."

"SIAP NONA!"

tangan-tangan terampil itu mulai mendandani nya, gaun diatas dada tersebut memiliki kain yang sangat lembut dan tidak panas. Rambut Annika diikat sebagian dan diikat dengan pita ungu senada. Kalung dengan berlian kecil juga diaplikasikan keleher jenjang Annika,  sarung tangan putih menghiasi tangannya. Dan make up natural yang terlihat samar. Para pelayan bernafas lega dengan hasil karya mereka. Annika menoleh kekaca yang dibawa Arina.

Ia melongo kagum.

"Ini...aku?"

Bukan, ini Annika... jahatnya aku yang meminjam wajah cantiknya ini...

"Ini tidak terlihat seperti aku... Maksudku, ini luar biasa."

Annika tersenyum ceria, berputar putar melihat gaunnya yang melebar seperti gaun balerina sangat cocok untuk berdansa dan lagi tidak berat.

"Nona seperti bidadari langit..." Para pelayan tersenyum dengan mata berbinar-binar hebat.

"Anda akam dikagumi sebelum upacara kedewasaan anda!"

Annika tertawa pelan segara pergi meninggalkan kamar, di ruang tengah mansion sudah ada Marquis dan yang lainnya dengan pakaian formal mereka masing-masing. Seperti biasa, sedikit canda tawa bersama dan Setelahnya dua kereta kuda Raihanna siap mengantar keistana.

The Vermilion Primrose [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang