[2nd] 9. Nightmare

14.6K 2.3K 24
                                    

Seekor rusa jantan terlihat, Lucian mencoba menarik anak panah pada busur yang ia pakai khusus untuk kompetisi berburu ini, beberapa saingan juga terlihat memperebutkan hal yang sama, namun rusa adalah hewan dengan kekuatan kaki luar biasa cepat, ia akan merespon segala sesuatu disekitarnya dengan peka dan melarikan diri dari mereka yang berusaha memburunya.

-sreet-!

Lepas.

Seperti itulah mereka yang memburu Annika. Lepas dengan begitu mudah, berlari menjauhi pemburu seperti mereka. Lucian menghela nafas kala rusa itu berlari meninggalkan anak panah yang tertancap kuat pada batang pohon yang tumbang.

Lucian turun dari kudanya, tak sengaja melihat bekas cakaran hebat pada salah satu pohon, luar biasa, ia tidak menduga akan menemukan pita merah disini. Pertanda bahwa ini adalah tempat para hewan buas ditempatkan.

"Ini agak jauh dari pusat kompetisi."

Namun, cakar beruang? Kenapa ada dipohon? Apa beruang memiliki kebiasaan mencakar pohon? Setahu Lucian, hanya hewan seperti kucing yang suka mencakar benda-benda keras selain gulungan wol.

"Jika aku bisa mendapat beruang, apa Annika akan senang?"

Wanita itu tidak mengatakan apapun selain 'bersiaplah, sebentar lagi kompetisi akan dimulai.' tidak memberikan saputangan dengan alasan meninggalkan nya dimansion. Padahal ia begitu mengharapkan saputangan yang dibuat Annika Untuknya, berharap wanita itu akan meminta satu hewan yang akan ia tangkap untuknya. Atau mendengar bibir manis itu berucap 'kembalilah tanpa luka dan cedera yang lebih buruk dari ini.'

Hanya itu, namun Annika hanya diam membisu seolah tak ingin menatap keberadaan nya.

'apa aku telah dilupakan?'

Pikiran lama yang menyakitkan, yang telah lama ia buang jauh-jauh hari kembali menghantuinya.

'apa Annika Tidak ingin melihat keberadaan ku?'

Lucian menggeleng dengan kuat.

'apa-apaan itu, tidak mungkin Annika akan melakukan nya padaku, dia membutuhkan ku...dia menyukai ku.'

Lucian meyakini hal itu, sangat meyakininya, matanya tidak buta, bertahun-tahun hidup bersama dengan nya ia bisa melihat bagaimana khawatir nya Annika Ketika ia sakit, ia bisa melihat bagaimana kedua mata ungu itu merindukan keberadaan nya ketika mereka bertemu dibalkon pada malam hari. Ia bahkan bisa merasakan perasaan yang sama yang mereka rasakan satu sama lain lewat senyum yang biasa Annika tunjukan padanya.

"....."

Lucian menghela nafas, sehingga saputangan yang menggumpal disaku nya keluar dan tergeletak di tanah begitu saja. ia memungutnya secara asal dan tiba-tiba terdiam ditempat.

"Hanya ini, tidak lebih, aku tidak begitu yakin aku dapat mengatakan yang sesungguhnya ditempat seperti ini...jadi aku menyampaikan nya melalui saputangan ini..."

Oh, ia lupa melihat isinya tadi. Niatnya ia akan membuka nya saat Helena pergi, namun setelah menyadari keberadaan Annika disana, ia menahannya untuk sesaat dan memilih menyapanya dan mungkin mencari kesempatan selagi tidak ada orang selain mereka disana. Ah, pikiran macam apa itu?

Lucian kembali memungut saputangan tadi dari sakunya dan melihat isinya.

[ aku tidak tahu apa yang akan direncanakan lagi hari ini, tapi...tolong jangan biarkan nona Annika sendirian disuatu tempat tuan, itu akan sangat berbahaya, aku mendapat firasat buruk tentang ini...]

Dan saat itulah, Lucian melihat beberapa kesatria Keluarga Raihanna yang akrab dimatanya, dengan beberapa kesatria kekaisaran yang bertugas menjaga hutan agar tidak dimasuki oleh orang lain selain para peserta kompetisi berburu.

The Vermilion Primrose [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang