[2nd] 21. Trap

10.1K 1.6K 52
                                    

"Ell, kemarilah sebentar..."

Ell, rubah oranye yang terus mengikuti langkah Sienna dari lamanya kehidupan Sienna sebagai seorang Elf. setelah makhluk kecil itu mendekat kepada pemiliknya, Sienna segera mengelus puncak kepalanya lalu berbisik kecil, rubah oranye mengangguk lantas menghilang dalam kepulan asap halus.

"Tenang saja, sihir itu tidak akan menyakitinya selama ia bernafas didalam hutan ini,"

"Sampai kapan kita harus berada disini?"

"Aku tidak tahu pasti nya, pria asing itu sudah mengetahui keberadaan kita. Dan tidak ada yang bisa memastikan apa kita akan aman berada di ibukota atau tidak, terlebih lagi...."

Sienna menghela nafas pelan, "dia menggunakan wujud dari Lucian, jika itu adalah jebakan untuk menjebak saksi mata maka...."

"Guruku, Duke Vallerius, dan teman-teman satu perguruan ku akan dalam bahaya..."

***

Aku menatap nanar pada tulisan hitam yang kini memakan sebagian tulang pipiku, mengerikan, seperti monster dalam kisah beauty and the beast yang dikutuk karena keserakahan dan kesombongan nya. Sepertinya itu berlaku untuk cerita ini, cerita dimana aku yang dengan egoisnya mengubah alur untuk menghindari semua takdir kematian ini, tanpa aku sendiri duga, aku adalah orang hina yang kini terkena imbas dari semua ini...

Tapi entah kenapa aku tidak menyesali nya, pilihan ku, dan semua ini...

"...dikutuk?"

Aku tertawa getir pada penampilan wajahku yang masih baik-baik saja, namun jika diperhatikan lebih teliti maka ada garis-garis halus yang kemudian akan berubah menjadi ruam lalu berubah menjadi tulisan hitam mengerikan.

Aku tidak sengaja mendengar semua nya.

-"....kenapa, kau mengejarku, kenapa kau membiarkan ku datang dalam kehidupan mu? Kenapa aku harus menjadi alasanmu bertahan sedangkan aku adalah orang yang akan membunuhmu nantinya?"

-"Tidak akan ada yang berubah, begitulah akhirnya....cerita ini hanya akan berakhir tanpa ada yang bahagia."

-"Kenapa, semua ini terjadi....kenapa, kita harus berakhir seperti ini...."

Suara lelah yang membangunkan ku dari indahnya mimpi diliputi dengan penyesalan terdalam, itu sebabnya aku tetap berpura-pura tidur dan mendengar kan kata demi kata yang sejujurnya sangat menyakitkan untuk diketahui.

-"Aku tidak ingin.... Mengalah dan hidup dalam kesunyian seperti dulu..."

Semua itu sudah cukup jelas untuk membuktikan bahwa perkataan Selena benar adanya, rasa bersalah ku karena tidak percaya pada kata-kata nya membuatku malu.

Tapi tidak akan ada yang berubah jika aku mengetahuinya, faktanya, aku menyukai dirinya lebih dari yang aku kira sehingga rasanya semua ini tidak ada apa-apa nya untukku.

Tapi bagaimana dengan perasaan Lucian selama ini?

Dia memutar balik waktu, dan menyimpan semua penderitaan nya sendirian?

Memikirkan itu membuatku ingin menangis, berpikir ulang pada harapan sia-sia hanya akan membuat ku lelah, semua akan segera berakhir dengan Annika yang memiliki akhir Kematian sebagai antagonis perebut tokoh utama pria yang seharusnya bahagia bersama Heroine wanitanya.

Aku tersenyum kecil lalu menyentuh permukaan dingin cermin.

'ini pilihan ku, dan aku tidak akan menyesalinya.'

The Vermilion Primrose [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang