*beberapa chapter sebelumnya sudah direvisi... Karena beberapa typo dll. Semoga suka:)
Selamat membaca...
_______________________________________
"Angkat tangan anda..."
"Sekarang berdiri tegak, biarkan saya mengukur dengan baik. Agar pakaian rancangan tangan saya terasa nyaman untuk anda....hohoho.."
Annika menatap Lucian yang terlihat serius saat Alex mengukur beberapa bagian tubuh tubuh Lucian dan menulis kan nya pada kertas. Beberapa saat ia perhatikan. Memang, Lucian memiliki paras rupawan. Hanya dipoles sedikit, Annika yakin. Ketampanan putra Duke Goldenbright akan kalah.
"Tinggi nya saja yang kurang..." Gumam Annika pelan.
"Ya! Kau menyebutku apa? Kurang tinggi?"
Annika menoleh. Menatap Lucian yang balik menatapnya tajam. Terbesit dipikiran nya pertanyaan, apa anak itu memiliki pendengaran yang tajam?
"Iya...memang kenapa? Tinggimu memang pendek bukan?" Annika terkekeh pelan saat melihat Lucian yang mengembungkan kedua pipinya kesal. "Tinggi kita itu sama..."
"Lihat saja nanti, aku akan makan banyak hingga tinggi ku bertumbuh melebihi dirimu nanti! Akan kubuat kau mendongak keatas saat berbicara menghadap diriku!"
"Oh, ayolah tuan Lucian, anda harus sedikit tenang agar saya tidak melakukan kesalahan saat mengukur anda!" Timpal Alex sabar.
Annika kembali menghadap buku desain didepannya. Menatap beberapa model gaun yang terpampang jelas dipermukaan kertas nya. Beberapa motif juga tertera disana. Tinggal dipilih dan foila...
"Nona, kami memiliki rancangan baru yang mungkin anda suka..." Tawar nyonya Fiona seraya menyerahkan beberapa buku desain lainnya.
"Aku hanya ingin gaun yang sederhana dan tidak terlalu mencolok. Itu saja..."
"Ah, mungkin gaun ini akan cocok dengan anda..." Ia menyerahkan beberapa model gaun yang dipinta Annika.
Semua terlihat bagus,...
"Bagaimana?"
Annika tersenyum kecil. "Aku suka ini, warnanya tidak terlalu terang tidak juga gelap. Rendanya juga indah , dan yang ini juga..."
Mata Annika tertuju pada Lucian. Alex masih mengukur. Dan mencatatnya lagi dan lagi. Wajah Lucian juga terlihat lelah, ia terkekeh.
"Nona, siapa anak itu?"
"Itu Lucian, anak yang disponsori ayah."
"Dia memiliki mata merah, apa anda tidak takut dengannya?"
Annika menoleh, menatap kearah nyonya Fiona yang fokus kearah Lucian dengan tatapan tidak suka. Apa sebegitu mengerikan nya Lucian Dimata kalian yang mendiskriminasi itu? Annika tidak habis pikir dengan keberadaan Lucian yang merupakan ML yang dibenci semua orang. Ya, anak bermata merah itu memang selalu mendapat tatapan tidak suka dari orang manapun yang melihatnya, dinovel aslinya, hanya Helena yang selalu menjulurkan tangannya untuk Carlos. Namun ketika Carlos Mendapatkan reputasi dan kedudukan yang setara dengan Duke Goldenbright yang merupakan keluarga bangsawan yang sedarah dengan keluarga kekaisaran. Semua orang mengejar-ngejar perhatiannya.
"Kata orang zaman dulu, konon katanya orang dengan mata merah bisa mengutuk seseorang dengan kutukan mengerikan ya--"
Sebelum nyonya Fiona menyelesaikan ucapannya, Annika lebih dulu menatap tenang wanita didepannya itu.
"Jaga ucapanmu dihadapanku. Viscountess Fiona Ellya."
DEG...
"M..maaf kan ucapan saya barusan. Nona..."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Vermilion Primrose [END]
FantasiaCatatan: Akan segera terbit, chap masih lengkap, belum revisi, boleh dibaca tapi jangan sampai lupa kasih vote. Keep waiting for the book, Kay?? [ Renaître Series #1 ] kesempatan kedua, aku tidak pernah memikirkan hal seperti itu. aku sudah cukup ti...