# Extra [II]

13.7K 1.9K 84
                                    

"tidak mungkin tidak berhubungan..."

Annika menutup buku didepan matanya dengan malas lalu menutupnya kembali. Ia menoleh kearah Lucian yang terlihat sibuk dengan setumpuk kertas diatas mejanya. Oh, juga dengan secangkir teh chamomile yang sudah dingin namun dihangatkan kembali dengan sihirnya.

Ibu dari dua anak itu mengerucutkan bibirnya dengan kesal. Entah kenapa ia merasa Lucian jarang memerhatikan nya akhir-akhir ini dan lebih menaruh fokus dengan pekerjaannya tiap hari.

"Lucian~"

"Hmm?"

Pria itu tidak menoleh, matanya masih menatap pena yang bergerak ditangannya. Biasanya dulu, jika Annika memanggil ia akan langsung menoleh, sekarang?

'kau lebih memilih setumpuk kertas putih itu daripada panggilan ku hah?'

"LUCIAN!"

"Hmm?"

"Apa kau tidak bisa menoleh sedikit saja padaku?"

"Sebentar lagi."

Annika menganga lebar tak percaya. Ia berdecih kesal lalu bangkit dari sofa ruang kerjanya dan mengambil mantelnya seraya berjalan keluar dari kamar sambil menghentak-hentakkan kakinya dengan kesal. Menarik gagang pintu, ia berbalik lagi lalu menatap Lucian yang masih melihat kearah kertas. Annika bergumam dengan kesal lalu membanting pintu tanpa memedulikan raut wajah heran dari sang suami.

"Ann—"

"JANGAN CARI AKU!"

***

"AAKH! DIA SERING MENGABAIKAN KU AKHIR-AKHIR INI!"

"Hei, tenanglah..."

"Bagaimana aku bisa tenang, itu membuatku takut!"

Annika meremas kuat kerah pakaian Sienna dengan tampang mengerikan, yang ditatap hanya bisa bergidik ngeri karena kedua tatapan tajam dari mata ungu yang biasa terlihat ceria itu. Sienna menelan ludah dan menatap tamu lain yang saat ini menghadiri pertemuan antar para nyonya bangsawan yang diadakan oleh permaisuri.

Beberapa menutup mulut seolah menahan tawa. Dan beberapa nya menutup wajah dengan kipas.

"Tenanglah, kumohon tenang. oke?"

"Aku tidak bisa tenang! Bagaimana aku bisa tenang kalau dia sudah tidak memedulikan ku lagi? Bagaimana kalau dia mencampakkan ku? Bagaimana kalau dia ternyata sudah bosan hidup bersamaku karena sedari kecil sudah hidup satu rumah denganku? Bagaimana kalau dia ternyata selingkuh dibelakang ku?!"

Annika menenggelamkan wajahnya dikedua tangannya diatas meja, mengabaikan satu piring dessert menggugah selera yang sengaja disiapkan khusus oleh Marilyn, permaisuri kaisar. Wanita dari kekaisaran Ireland yang entah bagaimana berhasil dijodohkan oleh Annika dan Helena kepada sang kaisar. Ya, istri satu-satunya dari Hansel.

Dan yang melegakan keduanya adalah, pernikahan itu sukses dengan hadirnya sang Putra pertama.

Dan syukurlah keduanya bisa saling mencintai satu sama lain.

"Nyonya—"

"Bagaimana kalau dia akan menceraikan ku Sienna, aku tidak bisa membayangkan itu..... huwaaaa..."

Kali ini, Selena yang duduk tepat disebelah kanan Annika memijit pelan pelipisnya. Padahal kemarin wanita itu jelas-jelas tidak menerima permintaan untuk datang ke pertemuan ini dengan dalih tidak enak badan. Tapi tiba-tiba saja Annika muncul dengan wajah kesal dan mantel yang menyelimuti dirinya didepan mereka.

The Vermilion Primrose [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang