27. Selena Irene

21.9K 3.2K 98
                                    

"istana sibuk sekali rupanya..."

Wajar saja, sebentar lagi akan ada perayaan kedewasaan pangeran. Seperti yang dikabarkan. Undangan sudah disebar kemana-mana dan butik-butik terkenal kekaisaran sudah penuh dengan para wanita muda yang ingin membeli gaun baru untuk dikenakan. Annika sendiri tidak memiliki rencana untuk itu, jadi dia menyerahkan semuanya dengan Marchionnes yang hebat dalam mengurus penampilan putrinya.

Langkah kakinya kembali menyusuri koridor istana menuju perpustakaan yang biasa ia dan Jean kunjungi dulu, sekarang penyihir menara itu sibuk dan pergi melakukan ekspedisi ke hutan Elfa Secioria yang dikenal sebagai hutan sihir tersembunyi untuk suatu misi. Jadi ia, ditemani Ethan dibelakangnya berjalan dengan tumpukan buku ditangan yang ia pinjam beberapa saat lalu.

"Astaga, sir, apa perpustakaan nya hampir dekat?"

"Nona tinggal belok, apa nona yakin mau membawanya sendirian?"

"Aku tidak ingin merepotkan mu, kemarin kau juga cukup sibuk karena kak Albert memanggil mu secara tiba-tiba bukan?"

Lagipula buku ini masih sedikit, buku land of Crimson' masih kusimpan dirumah...

Annika melempar senyum lalu meminta Ethan membukakan pintu perpustakaan didepannya ini, pintu terbuka, aroma buku sudah menyebar menyeruak memenuhi Indra penciuman. Satu hal yang ia sukai selain piano adalah buku dan kelas menari. Entahlah, menurutnya menyenangkan saja meski pada kelas menari ia sering menginjak kaki Miss Meneer saat berlatih.

"Kau tunggu saja diluar, aku akan kembali setelah meminjam buku lainnya. ..."

Sosok nya menghilang dibalik pintu, Ethan menunduk hormat lalu menatap pintu yang tertutup.

***

"Aku akan mengembalikan buku..." Ucap Annika pada penjaga perpustakaan yang hafal betul dengan sosoknya yang sering berkunjung kesini. Lalu dengan segera meletakkan buku-buku itu  dimeja tempat buku lainnya tertumpuk. "Sekaligus membaca, bukan begitu nona?" Sang penjaga tersenyum ramah, Annika terkekeh dan berlalu dari hadapannya, menuju tumpukan rak buku lainnya.

"Ini dan ini aku sudah membacanya...oh, novel romansa ini juga, tentang penyihir, sudah...astaga aku bingung..."

Annika tak henti melihat judul-judul lainnya, mencari tahu apa ada buku lain yang belum pernah ia baca sebelum nya.

Hingga matanya menangkap buku dengan warna hitam lekat yang tak asing lagi dimatanya, yah, buku yang sempat ia abaikan keberadaan nya. Buku dengan sulaman emas disamping kanan-kiri cover hitamnya tersebut memang terlihat lebih usang sejak terakhir kali ia melihatnya.
Sayangnya jarak nya ada dirak yang sedikit tinggi dari tempatnya berdiri.

"Ugh..."

"Apa itu terlalu tinggi? Kau bisa menggunakan tangga atau meminta seseorang menolong mu."

"Eh?"

Annika menoleh, dan mendapati Albert yang tersenyum hangat kearahnya seraya mengambilkan buku yang hendak ia ambil tadi.

"Tuan Albert? Anda disini?"

"Kebetulan saja, kupikir kau butuh bantuan. Jadi aku menghampiri mu. Oh, panggil aku kakak."

"Baiklah, baiklah, terimakasih kak Albert. Untuk bukunya."

Annika menerima buku hitam berjudul 'waktu dan segala misteri nya' dan tersenyum senang, tak lama kemudian ada suara asing menyapa keduanya. "Tuan Albert sedang apa? Apa aku terlalu lama? Oh?..." Mata emasnya melirik kearah Annika yang menatap nya bingung.

"Yang mulia? Oh, saya baru saja tiba, dan bertemu dengan nona Annika Raihanna. Nona, perkenalkan ini putri Selena Irene Från Westeergard."

Putri?

The Vermilion Primrose [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang