[2nd] 26. Monster bermata merah

9.7K 1.6K 90
                                    

"Aakh—!"

Rubah kecil itu, yang bergerak lebih dulu sebelum Sienna berbalik dengan cepat kala melihat tuannya mengerang kesakitan tatkala pedang milik Jeremy diayunkan tepat ke kakinya yang kini terputus dari tempatnya.

'ell, pergi...sebelum dia menyadari kehadiran mu...'

Telepati singkat, rubah itu ragu-ragu sebentar. Ditatapnya Sienna yang masih menahan rasa sakit tak terkira, kesatria yang datang pada panggilan Jeremy.

"Dia adalah orang suruhan tuan Vallerius, pria dalam sel itu, dia akan dibunuh oleh wanita ini karena pernah bekerja dengan Lucian Vallerius dalam tragedi ballroom dua tahun lalu."

Ell bersuara kecil dengan mata berair, menatap tuannya yang kini diangkat secara kasatlr tanpa bisa melawan lagi. Sienna menyempatkan kesempatan terakhirnya untuk menatap rubah yang balik menatapnya tak rela, ia tersenyum kecil dan menganggukkan kepalanya.

'aku akan baik-baik saja, jadi pergilah!'

"Ung..."

Rubah itu menunduk sebentar, ia lalu menatap kesatria yang membawa pergi jauh Sienna.

'aku akan segera kembali! Jadi pergi dan beritahu Harry serta Elden, katakan pada dua bajingan itu untuk berhati-hati!'

Telepati singkat.

'pergi ell!'

Akhirnya, Ell tidak punya pilihan lain selain pergi dari tempat itu, Tidak ada yang menyadari keberadaan nya karena ia yang sempat berlari dan bersembunyi sebelum Jeremy menyadari kehadiran nya.

Jadi ia mempercepat langkahnya dan pergi dari tempat itu lalu menghilang menjadi kabut asap dalam sekejap.

***

"Dan Tolong dengarkan kesaksian pria tua tak bersalah ini, yang mulia."

Jeremy yang menoleh kembali kearah Lucian dan menyeringai kecil.

"Viscount! Kau tidak bisa seenaknya berbuat tidak sopan begini!"

Yurian berteriak kesal kearahnya.

"Tidak ada yang namanya sopan santu jika itu bersangkutan dengan kebenaran bahwa aku tidak bersalah, tuan Yurian."

"Kau—!"

"Yurian, hentikan, kau hanya akan mempermalukan diri mu sendiri."

Rennald menahannya. Sebaliknya, Yurian memukul meja dengan kasar dan mengumpat kesal.

Lucian menelan ludah pada tenggorokan yang kering sebentar lalu menggertakan giginya dengan kesal, ia tidak bisa melakukan apapun pada rencana baru Jeremy saat ini, jika ia menyerang sedikit maka dia akan dianggap sebagai pelaku sebenarnya.

"S-saya..."

Pria tua yang bersujud pada tanah gemetar ketakutan ketika menyadari tatapan tajam dari kaisar mengarah langsung kearahnya. Ia menganggukkan kepalanya seperti orang gila dan mengucapkan kata-kata tidak masuk akal. "Dia-dia memerintahkan saya untuk  memotong tali dari lampu gantung untuk mencelakakan yang mulia pangeran d-dan nona Raihanna yang k-kebetulan berada dititik jatuhnya lampu, k-karena saya tidak melakukan pekerjaan saya dengan baik dan gagal melakukan nya dia akhirnya memotong kaki saya dan mengabaikan saya hingga keadaan saya jadi seperti ini,"

Lucian membulatkan matanya lebar. Jika ditanya tentang keadaan kakinya, tentu dia lah yang melakukan nya, tapi memerintahkan dia mencelakakan pangeran?

'Omong kosong!'

"Kenapa kau tidak membuka mulut dan mengatakan kalau itu adalah perintah dari tuan Vallerius?"

The Vermilion Primrose [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang