4

27.3K 6.2K 3.4K
                                    

Pemuda ini celingak-celinguk kesana kemari untuk memastikan apakah tempat ini aman dari peserta lain atau tidak.

Deretan tas terpampang nyata di depan sana, tas bernomor itu terlihat bersinar di matanya. Sepertinya efek ingin bertahan hidup yang menggebu-gebu.

"Oke sip, gak ada orang."

Kakinya melangkah maju ke salah satu tas disana. Dengan riang dia mengayun-ayunkan tangannya ke depan dan ke belakang, begitu seterusnya dengan arah yang berlawanan.

"Hmm, pilih tasnya sesuai distrik asal aja deh, Distrik 9!"

Dengan riang dia menuju tas bernomor urut sembilan dan memeluknya erat, tasnya berat juga.

"Eh, kasih tasnya gak!" Seru pemuda lain sembari menghampirinya.

"Dih, siapa cepat dia dapat!" Balas pemuda ini sambil memelototkan matanya.

"Mana ada, gue mau yang itu!"

"Heh heh kok maksa sih! Woi, jangan ditarik!"

Alhasil terjadilah asik tarik-menarik tas bernomor sembilan itu, keduanya tidak ada yang mau mengalah. Mereka malah semakin kuat menariknya, tidak ingin melepaskan tas tersebut.

Tas aja diperebutkan, jadi mau.g

"Lepasin gak! Tas yang lain masih banyak tuh!"

"Enak aja, seharusnya lo yang ambil tas lain! Kan gue duluan yang ambil tas ini!"

"Heh, tas ini gue duluan yang li-"

Ctak!

Pemuda asal Distrik 9 itu menodongkan pistolnya, sorot matanya tajam dan tak main-main, membuat pemuda di depannya membeku dan melepaskan tas tersebut perlahan-lahan.

Astaga, kenapa pemuda berlesung pipit itu terlihat menyeramkan?

"Ambil dua tas dan ikut gue sekarang, gak pake lama," ucapnya lalu mengarahkan pistolnya ke arah lain, terlihat waspada.

Mau tak mau dia setuju, dia masih ingin hidup bung. Masa di hari pertama sudah kalah, dia tidak mau membuat warga tempat ia tinggal kecewa.

"Ayo lari ke arah sana dan ikutin gue, jangan sampe ketinggalan."

"O-oke."

Pemuda berlesung pipit itu berlari lebih dulu masuk ke dalam hutan, disusul olehnya. Menuruni dataran yang menurun, melompati bebatuan, bersembunyi sesekali di balik pohon, hingga akhirnya sampai di sebuah goa yang tidak terlihat bila dilihat tanpa diteliti.

"Loh, dia siapa?!" Pekik orang yang ada di dalam dengan kaget.

"Cuma orang yang gak sadar ada bahaya di dekatnya," jawab pemuda itu dengan datar. "Eh, kasih satu tasnya ke dia."

"I-iya."

Laki-laki yang sedang memijat kakinya tersebut geleng-geleng kepala. "Jungwon, Jungwon, anak orang dibikin takut."

"Salah dia sendiri bikin gue kesel."

"Terserah deh, oh ya nama lo siapa?"

"Yoonwon..."

"Gue Taeyong, dari Distrik 2, lo dari Distrik berapa?"

"Distrik 6."

Taeyong mangut-mangut mengerti. "Oke, lo gak perlu takut sama kita. Kita gak bakal bunuh siapapun disini kecuali dalam keadaan terdesak, karena kita bakal coba cari jalan keluar dari sini."

Yoonwon mengangguk kaku, sejak tadi matanya tak berpindah pandang dari pemuda bernama Jungwon tersebut. Wajahnya memang manis, tapi sifatnya menyeramkan.

Survival Games | I-LAND ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang