24

15.3K 4.6K 2.1K
                                    

"Lo pikir kita bakal percaya? Bom gak jadi senjata disini."

"Ayolah, Jay. Gue jujur kok, masa ganteng-ganteng begini tukang bohong."

"Halah, gue gak akan percaya!"

Jake mengangguk-angguk. "Ya udah, kalau gitu gue tekan aja tombolnya sekarang."

Tangan kanannya mengangkat benda berbentuk persegi panjang berwarna hitam itu sejajar dengan wajahnya. Senyuman miring dan mengejek ia tunjukkan, daripada diam tidak ada baku hantam lebih baik mati semua, kan?

Drap drap drap






Sret








CRASH!






"ARGHHHH!"

Jay terbelalak. "Sunghoon, apa yang lo lakuin hah?!"

Heeseung menutup mulutnya tak percaya, dirinya terlalu fokus berpikir untuk merebut benda yang dipegang Jake itu sampai tidak sadar Sunghoon sudah bangun dengan rencananya.

Mau tahu apa yang Sunghoon lakukan barusan?

Pasti mau, kalau gak mau ya sudah. Tapi kalian mau kan? Apa si.

"Lo gila, bener-bener gila!" Bentak Jay seraya merobek pakaiannya di bagian lengan dan menyumbat darah yang mengalir deras membasahi tanah.

Sunghoon benar-benar hilang akal, begitu pikir Jay. Bagaimana tidak, tadi dia memotong kakinya sendiri menggunakan pedang Jay, lalu membuangnya jauh-jauh beserta gelang bom itu. Bomnya berhasil lepas, begitu juga dengan kakinya.

"Bagus juga, tapi dia pasti kehabisan darah," puji Jake seraya berjalan mendekat.

Heeseung berpindah posisi ke depan Sunghoon dan Jay, pistolnya ia todongkan ke depan, sekarang ia tidak takut lagi. Tidak ada toleransi bagi siapapun yang hendak mengalahkan mereka, ia tak peduli.

"Oke gue berhenti." Jake mengangkat kedua tangannya sebatas dada. "Sekarang apa yang kalian mau?"

"Menang lah, apalagi?!" Sahut Jay semakin marah.

"Menang ya..." Jake tiba-tiba menyeringai. "Kak Heeseung, minggir gih."

"A-apa yang mau lo lakuin?" Tanya Heeseung waspada, tidak bergeser posisi sedikit pun.

"Mau bunuh mereka berdua lah, apalagi? Gue itu gak bisa bunuh lo, tau."

"Ke-kenapa?"

Jake maju menghampiri Heeseung, menepuk-nepuk pundaknya. "Pemeran utama itu gak bisa mati disini, Kak Heeseung. Gue tau dari Nicholas, dan Nicholas tau dari Jungwon. Awalnya gue gak percaya, tapi makin kesini gue pun sadar kalau memang benar begitu."

Tawa Jay meledak, bukan tawa bercanda seperti biasanya, tapi tawa pasrah dan marah.

"Jadi begitu, ya? Haha, kalau begitu bunuh kita sekarang, Kak Heeseung. Gak ada gunanya kita bertahan hidup kalau yang menang cuma lo, ayo bunuh!"

"Jay, gue gak mungkin bunuh kalian!" Seru Heeseung panik, dia tidak tahu harus bagaimana sekarang, tangannya gemetar hebat.

"Ya udah, gue aja yang bunuh," kata Jake santai lalu melangkah maju.






DOR!










"Shim Jaeyoon Out."



Tangan Heeseung yang gemetar melepaskan pistolnya, bersamaan dengan tumbangnya tubuh Jake. Dia menggeleng, apa yang sudah ia lakukan?

Survival Games | I-LAND ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang