"Ternyata gampang juga bunuh anak kayak dia," ucap Nicholas santai. "Lucu sih iya, tapi gue gak mungkin lupa tujuan gue kesini untuk apa, ya untuk menang lah. Haha!"
Tas milik Taki ia ambil, dia juga tidak menyangka akan merebut tas tersebut lebih dulu dari Daniel. Sekarang dia memiliki senjata yang bagus, karena itu dia tidak akan bermain-main lagi.
Tunggu saja, Nicholas akan membunuh semua orang, terutama Jungwon.
"Selamat sore menjelang malam! Besok adalah hari terakhir kalian berjuang di Survival Games, pemenang akan ditentukan setelah kalian mencapai mercusuar di wilayah D. Siapapun yang bertahan sampai akhir, dia lah pemenangnya."
"Masih banyak yang bertahan, ya. Bagus juga, saya pikir kalian semua cuma bocah ingusan yang nyasar disini."
Kenapa sih orang itu selalu memancing emosinya? Bikin kesal saja, untung Nicholas baru saja membunuh orang. Jadi, emosinya sedikit terkontrol.
"Dah lah, saya mau tidur. Selamat berjuang, kalau kalah terima aja nasibnya, ya."
Menerima nasib? Menerima kekalahan? Huh, Nicholas tidak akan kalah. Dia langkahi mayat Taki, kemudian lanjut mencari peserta lain.
Dan dia bersumpah akan membunuh Jungwon di tangannya sendiri, bukan di tangan orang lain.
"Kim Yoonwon Out."
Sunoo mengusap pipinya yang terkena cipratan darah. Setelah bersusah payah menyerang Yoonwon, akhirnya dia bisa mengalahkan pemuda itu.
Kemudian dia meringis, badannya oleng dan langsung berpegangan ke pohon. Kakinya kembali sakit, lebih sakit dari sebelumnya.
Tapi tidak apa-apa, setidaknya dia berhasil membunuh satu orang sebagai sesuatu yang dapat menyenangkan hatinya.
"Lagian sih ckck, sendirian nyari daun buat dijadiin obat," decak Sunoo geleng-geleng kepala melihat mayat Yoonwon terbaring di tanah.
"Tapi, kalau diliat-liat lagi... gak ada luka di badannya. Terus, daun yang dia pegang untuk siapa?" lanjutnya bingung.
Apakah dia memiliki teman disini? Itu tidak bagus, Sunoo harus mencari orang itu dan membunuhnya diam-diam.
Pasti ada di sekitar sini, dia yakin. Oh, atau jangan-jangan dia ada di atas pohon seperti pemuda bernama Niki itu?
Kalau begitu, mudah sekali. Sunoo adalah pemanjat pohon yang handal, walau dalam kondisi terluka sekalipun.
Tapi masalahnya, bagaimana jika orang itu melihat aksi pembunuhannya dan akan menyerangnya tiba-tiba.
Ah, tidak mungkin. Orang itu pasti memilih lari daripada menyerangnya. Karena dia yakin temannya Yoonwon pasti tidak pandai bertarung sepertinya.
"Hmm, tadi dia jalan ke arah sana, terus dia nyebut-nyebut 'kakak itu', habis itu bilang kalau gue bakal dikalahin sama orang itu. Kok gue jadi deg-degan begini ya."
Sunoo merinding, tapi sebisa mungkin dia menepis semua rasa takutnya. Dia harus menang, dia akan membuktikan pada Jake kalau dia bukan orang lemah seperti yang temannya itu katakan.
"Siapapun lo, tunjukin diri lo sekarang!" Seru Sunoo. "Kalau lo bukan pengecut, tunjukin wajah lo dan jangan sembunyi! Lo pikir gue gak tau lo ada di sekitar sini?!"
Hening. Tidak ada yang menjawab, hanya terdengar suara jangkrik dan hewan malam lainnya.
Sunoo tertawa, sepertinya orang itu benar-benar takut padanya sampai tidak mau muncul di hadapannya.
"Tapi, kalau gak mau muncul gak apa-apa. Gue mau cari orang lain, mungkin antara Kak Heeseung atau Daniel, pasti seru deh. Oh, atau Kak Nicholas aja ya? Haha, bener juga."
Sunoo tertawa lagi, lalu mulai melangkah pergi mencari targetnya.
"Sunoo, kita ketemu lagi disini."
Deg!
Sunoo langsung membalikkan badannya, nafasnya tercekat saking terkejutnya.
"Ke-kenapa lo masih hidup?!"
Orang itu tak menjawab, hanya tatapan dingin yang ia tunjukkan, seolah-olah tidak mau berbasa-basi. Sunoo mengepalkan kedua tangannya, kenapa orang itu bisa ada disini?!
Atau jangan-jangan...
"L-lo pemilik senjata rahasia itu? Lo pemilik ramuan itu, kan?!" Tuding Sunoo panik.
Orang itu tersenyum, entah kenapa senyumannya terlihat menyeramkan di mata Sunoo sekarang, berbeda dari sebelumnya.
"Kalau gitu-" Sunoo menjeda ucapannya, memasang posisi siaga dan bersiap untuk menyerang.
"-ayo kita buktiin siapa yang bakal menang malam ini, Kak Sunghoon."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
