Bagai disambar petir, Heeseung membeku di tempat. Sunghoon dikalahkan? Itu tidak mungkin, kan? Mereka belum bertemu, begitu juga dengan Jay. Tidak, Sunghoon pasti belum kalah.
"Seung, kenapa?" Tanya Geonu pelan, seraya menepuk pundak Heeseung.
"Sunghoon..."
Geonu terdiam, begitu juga dengan Kyungmin. Mereka berdua memberi kode satu sama lain, kemudian menjauh, memberi Heeseung waktu sendiri.
Heeseung, Sunghoon, dan Jay sudah berjanji untuk menang bersama, tak peduli apa yang terjadi.
Namun sayangnya, semua itu tidak terjadi, hanya dirinya yang tersisa. Dia takut, dia takut sendiri.
"Kak Heeseung, kita kesana ya!" Seru Kyungmin dari jauh, hendak masuk ke dalam hutan.
Heeseung tak menjawab, masih larut dalam pikirannya. Tapi, matanya melihat Geonu dan Kyungmin pergi. Mereka benar-benar memberinya waktu untuk sendiri.
Ia duduk di batu besar, pistolnya ia keluarkan dan ia periksa setiap sisinya. Pelurunya masih cukup banyak, karena ia tidak menggunakan pistolnya sembarangan.
Apa yang harus ia lakukan sekarang? Dia bisa saja mengalahkan Geonu dan Kyungmin lalu melarikan diri, tapi tentu saja tidak mau. Dia tidak mungkin membunuh orang lain.
"Kayaknya, gue harus berjuang sendiri dan menangin permainan."
"Hello~ it's me. Kok ada yang kabur, sih? Gak asik banget, padahal tujuannya tatap muka itu supaya kalian gak tegang-tegang banget."
Dasar, siapa sih pemilik suara itu? Heeseung tidak akan dibodohi semudah itu, memangnya ia tidak tahu kalau tatap muka tersebut sebagai pengalih perhatian?
"Saya gak mau tau, permainan harus berjalan dengan seru. Oh, jangan-jangan kalian semua mati berjamaah, ya? Boleh aja sih, tapi jangan nyesel kalau keluarga kalian nangis-nangis minta anaknya balik."
Keluarga ya... Heeseung tidak tahu apakah keluarganya masih ingat dirinya...
"Pakai senjata kalian dengan benar, jangan cuma dipegang doang kayak mainan. Kayak dia dong, dia gunain senjata rahasianya dengan baik."
Senjata rahasia? Senjata macam apa sampai dirahasiakan seperti itu?
"Dia... siapa?"
"Dia dia dia, ada deh pokoknya. Kepo banget yeu, mending urusin diri sendiri sana."
"Ck, aneh."
"Walaupun saya aneh, saya bisa bunuh kamu dalam sekejap."
O-oke, Heeseung tidak akan menyahut lagi. Kenapa dia jadi seperti Jay yang suka mengoceh ini-itu, sih?
"Kali ini, saya akan memberi tantangan kepada kalian. Dalam hitungan ketiga, semuanya akan dimulai. Bodo amat kalau masih malam, kan semua yang kalian lakukan menghibur kami semua, haha!"
Firasat Heeseung mendadak tidak enak, apa kali ini akan terjadi hal yang jauh mengerikan dari sebelumnya?
Aduh, kok dia jadi deg degan begini ya?
"Tiga, dua, satu. Teng teng teng mulai!"
"ARGHHHH!"
Burung-burung berterbangan, teriakan seseorang menggelegar, dari arah hutan. Teriakan kesakitan, disusul suara dengingan mesin yang cukup keras.
"Jo Kyungmin Out."
KAMU SEDANG MEMBACA
Survival Games | I-LAND ✓
Fantasy❝ Sesuai peraturan, cuma ada dua pilihan. Dibunuh atau membunuh. ❞