"Kak Euijoo sih pake ngajak ribut segala!"
"Lah kok gue?! Lo yang ngajak ribut!"
"Mana ada, gara-gara lo mereka berhasil kabur. Tanggung jawab lo, kak!"
"Gak, gue gak salah apa-apa disuruh tanggung jawab."
"Anjing."
Busur panah langsung melayang mengetuk kepala Daniel. "Heh, masih kecil ngomongnya bagus banget ya," kata Euijoo sambil terus mengetuk kepala Daniel.
"Ish, sakit tau!"
Kalau Euijoo bukan temannya, Daniel pasti sudah membunuhnya sejak tadi. Gimana ya, dia bisa saja membunuh Euijoo. Tapi jangan deh, Euijoo itu memiliki kemampuan bertarung dan membunuh yang baik, nanti kalau dia yang dibunuh kan tidak lucu.
"Eh Niel, gedung-gedung disini bagus semua, ya. Tapi sayang, sengaja dihancurin buat Survival Games," kata Euijoo tiba-tiba.
"Tumben banget mikirin itu, kesambet apaan lo?"
"Gak apa-apa, gak usah dipikirin. Ayo kesana, tadi gue denger ada suara orang ngobrol."
Aneh, kenapa Euijoo terlihat murung dan tak ada gairah semangat begitu? Memangnya ada apa dengan gedung-gedung disini? Apa ada sesuatu yang Daniel tidak tahu?
"Aneh lo." Begitu ucapan yang keluar dari mulut Daniel sebelum merangkul Euijoo.
Seruan demi seruan, umpatan demi umpatan, terdengar samar-samar dari bangunan kecil menyerupai toko, tempat tujuan mereka.
Mereka penasaran sekaligus semangat karena ingin kembali membunuh, tapi melihat laki-laki berlari keluar dari pintu lain dengan tangan terikat membuat mereka berhenti sejenak.
Wah, bukankah itu laki-laki yang melindungi seseorang di tempat pengambilan tas itu? Dia berasal dari Distrik 9, mereka ingat jelas.
"Ikutin dia atau masuk ke dalam?" Tanya Euijoo menawarkan.
"Masuk aja, dia gak penting," jawab Daniel sambil menodongkan belatinya ke depan.
"Yak! Ibu-ibu bapak-bapak harap tenang, saya dan teman saya mau─ njing, NICHOLAS?!"
"Anjir, Daniel?! Woi, gak ada sopan-sopannya ke orang yang lebih tua ya, mana 'kak' nya?!"
"Lo bukan kakak gue, jadi bodo amat."
"Tapi dia juga bukan kakak lo."
"Kak Euijoo beda, dia temen baik gue. Lah lo? Lo siapa?"
Rasanya sakit bung, Nicholas tertohok mendengarnya sampai tersedak air liurnya sendiri. Umur Daniel memang muda, tapi kelakuannya jauh dari kata muda.
"Eh, siapa nih? Datar banget ekspresinya."
Euijoo merangkul Sunghoon, sok akrab dan memiliki makna tersirat. Tentu saja bermaksud mengejek, orang yang memanahnya sebelumnya jadi sandera? Wah, lucu sekali.
"Woi, gak usah pegang-pegang!" Seru Sunoo lalu menyentak tangan Euijoo.
"Lo juga gak usah pegang-pegang tangan gue," desis Euijoo, lalu kembali merangkul Sunghoon. "Dua temen lo mana? Udah mati, ya?"
"Widih, kasian banget tinggal sendiri," ejek Daniel. "Sendirian itu gak enak loh, mending mati aja, yuk."
Sret
"Akh!"
Darah mengalir di pipi kanan Sunghoon, luka sayatan yang Daniel perbuat perih sekali. Rupanya, sejak tadi Daniel sudah menyiapkan belatinya untuk menyerang, tapi tidak ada yang sadar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Survival Games | I-LAND ✓
Fantasy❝ Sesuai peraturan, cuma ada dua pilihan. Dibunuh atau membunuh. ❞