15

15.6K 4.5K 1.7K
                                    

Seon tak sanggup berjalan lagi. Semakin lama, badannya semakin lemas, keringatnya bercucuran. Wajahnya pucat pasi, kehilangan banyak darah.

Darah di tangan kirinya ia sumbat menggunakan rompinya, tapi percuma. Darah terus keluar, ia tidak akan bertahan.

Pada akhirnya, ia perlahan jatuh, bersandar ke pohon besar dengan mata terpejam. Rasanya sakit, sangat sakit.

Ia meringis, rupanya ia tidak dapat bertahan lebih lama lagi. Badannya terasa seperti melayang di udara, semuanya buram.

Pedangnya ia letakkan di samping, pedang yang tidak lagi baik kondisinya. Kejadian semalam kembali terputar di benaknya.

Daniel melawan robot itu sendirian, mengulur waktu agar ia bisa pergi. Dasar, anak itu benar-benar  melindunginya, bahkan ketika robot itu hampir menebas kepalanya.

Dia tersenyum, dia tahu kalau Daniel adalah anak yang baik. Tapi, lingkungannya lah yang menyebabkannya menjadi seorang psikopat yang haus darah. Apalagi dia dimasukkan ke dalam Survival Games, seharusnya dia tidak ada disini.

"Sebentar lagi ya..."

Seon tersenyum, menatap langit yang cerah, namun semuanya semakin buram.

Srak srak

Mendengar suara langkah kaki dari arah depan, dia tersenyum getir. Dia kalah di depan peserta lain, rasanya... dia tidak dapat menerimanya.

Tapi, takdir berkata lain. Ketika dua peserta tersebut berjalan ke arahnya, Seon tak dapat menahan rasa sakitnya lagi, kemudian semuanya gelap.


"Choi Seon Out."




















































"Tutup dia pakai kain, mayatnya gak bisa dibiarin begitu aja," suruh seorang pemuda dengan langkah tertatih-tatih.

Rekannya mengangguk, kemudian mengeluarkan kain selimut dari dalam tas, lalu menutup wajah Seon.

"Sekarang, kita mau kemana?" Tanyanya kemudian.

Pemuda itu menatap lurus ke depan. "Ayo kita cari pemeran utama permainan ini."















































Nicholas menendang batu di depannya dengan keras. Tapi sedetik kemudian, dia langsung meloncat-loncat sambil memegangi kakinya.

Sakit cuy.

"Aish, itu anak kemana sih?!" Umpatnya emosi, dia belum juga menemukan Jungwon. Padahal dia sudah mencarinya kemana-mana, anak itu bersembunyi dimana sih?

"Katanya dia tau cara keluar dari sini, apa jangan-jangan gue dibohongin?"

Hmm, otak Nicholas mulai bekerja. Keluar dari sini? Rasanya mustahil, sebab semua yang ada di dalan Survival Games dipantau dan diatur. Tidak mungkin ada yang bisa melarikan diri, kecuali kalau memang bisa.

"Jungwon, lo ada dimana?" Gumamnya sambil melirik sekitar. "Dia gak punya senjata selain pisau kecil, dia gak akan mampu bertahan kalau keluar dari tempat persembunyiannya."

Nicholas lanjut mencari, dia akan menemukan Jungwon apapun yang terjadi. Anak itu harus diberi pelajaran, bisa-bisanya dia membuatnya marah.

Disaat semua orang takut padanya, hanya Jungwon yang berani, bahkan meledeknya, menantangnya, juga berteriak padanya.

Survival Games | I-LAND ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang