3. Keputusan-Mu

856 93 13
                                    


Jadi, apa yang harus kulakukan?
Bahkan aku dan Naruto belum resmi memutuskan hubungan.


🌸


"Hinata. Aku tidak ingin mengulang ini dua kali."

Hinata yang sudah berjalan menuju kamarnya menoleh, ia menatap Sasuke yang sedang bersandar sambil menatapnya dengan tajam, khas Sasuke.

"Menikahlah denganku."

Dan saat itu juga, Hinata merasa dunianya berputar. Ia menyentuh tembok dengan sisa kekuatannya. Rasanya pusing yang sangat menghantam kepalanya.

Hinata mendongak, ia masih bisa melihat Sasuke yang melangkah ke arahnya lalu melingkarkan lengan di pinggangnya. Dengan sekali gerakan, Sasuke menggendongnya sambil mengecup pelipisnya dengan pelan.

Sasuke tersenyum tipis, ia melangkah perlahan menuju kamar Hinata.

(◍•ᴗ•◍)❤

"Kau harus jujur kepadaku, Nee-chan!!! Kenapa bisa ada Sasuke-Nii di meja makan kita!? Di pagi hari seperti ini!" Bisik Hanabi dengan nada penuh intimidasi. "Aku pikir dia akan pulang."

Hinata gelagapan, ia dan Hanabi baru saja bangun tidur dan mencium aroma masakan yang tentu saja menggugah selera, juga mengundang cacing-cacing di perut bergelinjang kelaparan. Untung saja hari ini hari Minggu, jadi Hinata tidak perlu bersusah payah bangun pagi untuk menyiapkan sarapan.

"Aku juga tidak tahu," bisik Hinata pelan. Ia memperhatikan Sasuke yang menata makanan dengan santai.

"Dan juga, aku benci sikapnya yang semena-mena itu. Yah, meskipun rumah ini adalah miliknya, bukan berarti dia harus mengganggu gadis-gadis seperti kita, bukan?" Setelah mengucapkan kalimat itu, Hanabi meninggalkan Hinata yang melongo dan duduk di hadapan Sasuke yang sedang menuang jus berwarna merah ke dalam gelasnya.

"Kau sudah bangun?" Tanya Sasuke dengan nada lembut.

"Kau lihat? Aku sudah di sini, Nii-chan. Dan jika kau buta, aku tidak mengigau." Hanabi mengambil gelas yang sudah diisi Sasuke dan meminumnya dengan sekali teguk.

Tiba-tiba, matanya membulat. Ia menjauhkan gelasnya dan segera berlari menuju wastafel, ia memuntahkan isi gelas tadi diiringi suara muntahan yang mengganggu.

Hinata segera bergegas dan membantu Hanabi dengan mengurut lehernya. "Hanabi? Kau tersedak?" Hinata sudah panik, ia menatap Sasuke yang sedang tertawa pelan di tempatnya lalu pada Hanabi yang terus menerus memuntahkan isi perutnya.

"Aku menyerah. Kau adalah penjahat nomer satu, Sasuke-Nii. Aku membencimu!" Pekik Hanabi sambil duduk lagi di tempatnya. Diikuti Hinata yang duduk di samping Sasuke, karena hanya itulah kursi yang tersisa.

"Kau tidak bertanya." Sahut Sasuke dalam nada datar.

"Aku sudah kelaparan! Dan ternyata aku lupa jika kau maniak tomat!!! Aku rasa seluruh makanan ini telah buat dari tomat!" Ungkap Hanabi menggebu-gebu.

Sasuke terkekeh geli, "tidak. Hanya milikku. Kau bisa mencobanya, jika kau tidak suka aku akan membawamu sarapan di restoran favoritmu."

"Kucatat! Kau sudah berjanji." Hanabi mencondongkan badan dan mencicipi omelette di hadapannya. Matanya seketika berbinar, "enak sekali!!!"

Hime, Please Stay. (Masashi Kishimoto Sesajen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang