15. Ruang Gelap 🍑

481 59 1
                                    

Jangan lupa untuk vote, komen dan follow author ya. 🖤
Biar aku semangat upload nyaaa~


🍑

Sasuke-san?
Kau di sana?
Kau masih tetap di dalam hatiku, bukan?


🍑

Hinata terbangun dengan dilanda pusing yang luar biasa. Ia menghela nafas dengan perlahan seperti sedang melakuka senam pernapasan untuk meredakan dentuman keras di kepalanya.

"Kau sudah bangun?"

Hinata tersentak, ia lebih terkejut saat ke dua tangannya terasa ngilu dan suara gemerincing rantai itu, berasal dari tangannya yang diikat.

"Kau sudah sadar?"

Hinata tidak menjawab, karena yang ia rasakan selanjutnya adalah sentuhan sedingin es di lengannya yang telanjang. Hinata sontak duduk dan merapat pada bagian yang ia anggap ujung. Namun naas, punggungnya membentur bebatuan alih-alih tembok.

"Aku akan melepaskanmu. Tapi kau harus berjanji satu hal padaku, hanya satu."

Hinata ingin mengangguk, namun firasatnya mengatakan jika ia menyetujui perkataannya maka sesuatu yang lebih buruk akan terjadi.

"Bagaimana? Kau berjanji?"

Tidak! Hinata mengangguk pelan.

"Bagus."

***

Di dalam kediaman Hyuga---

Hanabi kelimpungan dengan isi otak dan gerakan tubihnya sendiri. Ia terus menerus menelpon Neji dan Sasuke bergantian sambil menggigiti kukunya yang sudah pendek, namun sayang sekali panggilannya harus berakhir pada panggilan yang dialihkan dan suara dari operator panggilan.

Gadis yang masih memakai seragam SMA itu memilih berlari ke luar rumahnya dan memesan taxi. Ia memberikan alamat rumah Itachi dan meminta sopir taxinya untuk berkendara dengan lebih cepat.

"Kumohin ... Kumohon ... "

Hanabi tidak mengalihkan fokusnya pada ponsel, ia sedari tadi mengetikkan pesan pada Itachi agar tetap di rumah lalu pulang dari kantor dengan penuh kebingungan. Lalu beralih pada kontak Neji dan Sasuke, mengirimi mereka SMS uang isinya sudah serabutan.

Hanabi hampir saja terlonjak girang saat panggilan masuk dari Sasuke menghiasi layar ponselnya.

"Sasuke-nii!!!"

Namun, detik itu juga raut wajahnya berubah pias. Bahu gadis itu meluruh, punggungnya terhempas ke jok penumpang dengan lemas. Selemas otaknya, selemas hatinya.

"Aku akan segera ke rumah sakit kalau begitu. Terimakasih, Sai-san."

Hanabi menyimpan ponselnya di saku rok lalu melempar pandangan ke luar jendela. "Kita langsung ke rumah sakit Konoha saja, pak." Pintanya sebelum memejamkan mata.

Ada yang tidak beres dengan segalanya, ponsel Hinata yang mati dan sama sekali tidak bisa ia hubungi. Sasuke yang sedang sakit, dan Neji yang menghilang entah ke mana. Bahkan ponsel Neji yang biasanya siaga 24 jam kini seperti mati total, seakan nomernya telah diblokir.

Hime, Please Stay. (Masashi Kishimoto Sesajen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang