13. Seseorang dari Masa Lalu

482 67 3
                                    


Spam Vote dan Komen kalau kamu memang menghargai jerih payah author dalam membuat cerita ini. 🤭💜


🌸

Tentu saja masalah, karena jemari lelaki bersurai cokelat keemasan itu menyentuh sisian wajahnya dengan pelan dan membuat Hinata tertegun di tempatnya.

"Kau benar-benar tidak mengingatku, ya?"


🍑

Siapa lelaki dengan mata tajam nan teduh itu?

Hinata baru tersadar dari lamunannya saat terdegar suara anjing yang sedang menggonggong. Besarnya tidak normal, malah melebihi manusia. Dan jujur itu membuat Hinata sedikit terjengkang dari kursi yang ia duduki.

Terdengar kikikan geli dari gerombolan gadis-gadis yang hendak pergi setelah melambai pada lelaki berambut cokelat keemasan yang masih betah duduk di hadapan Hinata. Kali ini, ditemani anjing berbulu putih yang meringkuk di belakangnya.

"Ah, ini Akamaru."

Hinata yang masih membenarkan letak duduknya berdecak kesal. Aku tidak bertanya. Kenapa kau sangat menyebalkan!!!

"Kau pergi dari rumah?"

Gotcha!!!

"Bukan urusanmu." Timpal Hinata dingin. Ia buru-buru mengambil gelas berisi jeruk hangat dan meneguk dengan rakus. Rasanya sangat haus dan lelaki di hadapannya ini sungguh tidak dapat meredakan kehausannya.

Hinata hendak bangkit namun lengannya ditahan oleh leleki itu, "lepaskan aku."

Tidak ada yang bergerak setelahnya, bahkan setelah Hinata limbung dan terjatuh ke lantai yang hangat.

🍑

Di lain tempat, Sasuke sedang menyesal kopi hitam yang menurutnya lebih pahit dari biasanya. Ia bersandar pada kursi putar sambil memandangi halaran lampu kota yang kemilau. Pikirannya berkecamuk, sebentar-sebentar ia menghela nafas lelah kemudian menghirup udara dengan rakus.

Beberapa hari ini rasanya aneh saat tidak membiarkan Sai dan Lee mengikuti ke mana perginya Hinata. Terakhir kali mereka melapor Hinata berada di rumah Naruto yang baru.

Sasuke berdecih, "Naruto ... " Gumamnya, "kenapa kau tidak melawanku seperti seharusnya?"

Sasuke ingat bahwa ia dan Naruto adalah sahabat dekat hingga Sakura datang dan menjadi seseorang yang menghancurkan ikatan itu. Bahkan, Naruto rela meninggalkan semua temannya hanya demi gadis itu. Gadis yang menjadi idola di kampus, gadis kesayangan kepala Dosen fakultas mereka- Tsunade sensei, dan gadis yang menjadikan Naruto membenci Sasuke.

Permusuhan ke dua orang tuanya dan Naruto tidak lantas membuat Sasuke juga ikut membenci bocah rubah itu.

Bukankah seharusnya Naruto mengerti jika wanita bukan segalanya?

Lihatlah sekarang, Naruto. Di mana Sakura saat kau terpuruk dan miskin seperti itu? Lihatlah, kau mendapat balasannya karena berhasil mempertahankan Hinata.

Hime, Please Stay. (Masashi Kishimoto Sesajen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang