23. A Long Night

414 52 3
                                    

Tekan 🌟 dulu dund~
Kamu baca dan ngasi 🌟
Aku nulis dan menghibur ke-galau-an-mu 🤭

🖤

Tetapkah kau di sampingku
Saat kau melihatku begitu tak berdaya seperti saat ini?

🍑🍅

Hinata melangkah perlahan saat keluar dari kamarnya, ini sudah pukul 12 lewat sedikit. Dan orang-orang sudah terlelap. Lampu-lampu sudah dimatikan sebagian dan hanya menerangi di tempat-tempat yang sangat gelap saja. Sedangkan seperti di lorong yang Hinata lewati, mendapatkan cahaya dari sinar bulan.

Apakah Sasuke sudah tidur?

"Sasuke?" Hinata berbisik saat membuka pintu kamar Sasuke yang besar dan indah. Ada ukiran kipas di tengah-tengah pintu, menandakan bahwa kemungkinan besar Sasuke begitu menyayangi klan-nya.

"Sasuke ... " Hinata berbisik pelan, ia melangkah ke dalam kamar yang lengang, lalu duduk di kursi ukir di samping kasur lelaki itu.

Sasuke masih terlelap, ke dua matanya tertutup rapat seolah tidak terganggu dengan kehadirannya Hinata yang tiba-tiba.

Tangan kanan Hinata terjulur perlahan, mengelus kening Sasuke yang dingin. Sepertinya lelaki itu menggigil tadi, dilihat dari selimut tebal yang membungkusnya hingga leher.

"Sasuke ... "

Entah berasal dari mana keberanian itu, Hinata melangkah mengitari kasur kingsize Sasuke dan memilih masuk ke dalam selimut, ia berbaring di samping Sasuke dan memeluk lelaki itu dengan lembut.

"Kenapa kau di sini?"

Hinata tidak perlu terkejut saat mendengar suara Sasuke yang sebenarnya lembut dan tenang, namun baginya malah terdengar penuh intimidasi.

Hinata memilih tidak menjawab, ia sudah merasakan gumpalan tak kasat mata di tenggorokannya, dan jika ia membuka ke dua matanya, maka yang alan terjadi adalah linangan air mata.

Sasuke berbalik meghadap Hinata, ia tidak melakukan apapun selain menatap wajah Hinata yang tertunduk dan semakin mendekat padanya. Hingga wajah itu tersembunyi di dadanya.

Sebenarnya, Sasuke ketakutan jika sebentar lagi Hinata akan memergoki detak jantungnya yang bertalu karema senang dan juga sangat rindu.

"Hime ... "

"Tetap seperti ini dulu, Sasuke-san. Maafkan aku yang sudah mengganggu waktu tidurmu. Aku ... " Hinata tidak melanjutkan ucapannya karena suaranya bergetar. Ia menggenggam baju tidur sutra Sasuke dengan sangat erat.

Sasuke tersenyum tipis, ia melepas cengkraman tangan Hinata dan menggenggam dengan erat. Lalu, dengan lembut dikecupnya tangan Hinata yang gemetaran itu.

Sasuke mengulurkan tangannya yang bebas untuk berada di bawah kepala Hinata, ia mengelus lembut kepala Hinata dengan gerakan yang teratur.

"Sudah merasa baikan?"

Tidak ada jawaban dari gadis yang Sasuke dekap itu, hanya Isak lirih yang memenuhi ruang kamar yang lengang itu.

"Hinata?"

"K-kau marah padaku?"

Sasuke terkekeh pelan, namun ditelinga Hinata suara itu terdengar seperti ejekan.

"Kenapa aku harus marah?"

"Kiba memotong rambutku. Bukankah kau bilang kau tidak suka jika rambutku pendek?"

Hime, Please Stay. (Masashi Kishimoto Sesajen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang