24. Someone in Dark

342 51 3
                                    

Kamu ngasi aku 🌟 dan aku ngasi kamu cerita ini. 🖤

Selamat menikmati. Jangan lupa follow aku. 🖤

🍑🍅

Dalam hidup ini,
Kau akan mengenal dua orang.
Satu, yang selalu menetap di hatimu.
Dua, yang tinggal jauh dan tak tergapai.

🍑🍅


"Kau membiarkannya tidur di luar kamar saat tengah malam!? Kau mau membuat tuan Sasuke kedinginan!?"

Hinata menunduk saat Karin membentaknya setelah keluar dari kamar Sasuke yang kedap suara. Lelaki itu tidak sadarkan diri sejak ia digotong oleh Sai dan Lee ke kamarnya.

"Sudahlah Karin. Lagipula Hinata tidak tahu jika Sasuke tidak boleh kedinginan." Ucap Pain yang datang sambil membawa baskom berisi air hangat di tangannya.

"Hinata harus belajar lebih banyak tentang kesehatan tuan Sasuke, sayangku. Bagaimana aturan makannya, pakaian yang harus steril, sepatu yang tidak boleh kebesaran, dan-"

"Karin. Apa kau yakin Sasuke membutuhkan itu semua?" Kali ini Hinata angkat bicara, ia melepaskan cekalan tangan Ino dan Tenten yang berarti tidak perlu cari ribut dengan Karin.

"Oh, jadi di sini kau yang berkuasa?" Karin memgangkat wajahnya, ia menatap Hinata dengan sengit.

"Apa maksudmu?" Tanya Ino yang sudah ikutan kesal dengan sikap Karin yang over.

"Karin. Jangan buat tamu kita tidak nyaman." Itu suara Lee yang berusaha menenangkan suasana yang tegang.

"Kau berpikir aku akan menguasai apa?" Tanya Hinata dengan kening menukik tajam.

"Tentu saja segalanya. Tuan Sasuke, kekayaannya, seluruh aset berharga, kau tidak lebih seperti serigala berbulu domba, Hinata."

"Jaga bicaramu, Karin. Kau-"

Hinata menahan Tenten agar tidak tersulut emosi. Gadis itu terkekeh geli, ia mendongak dan mebalas tatapan tajam Karin.

"Bahkan, jika aku meminta Sasuke menaklukkan dunia. Ia akan melakukannya untukku, bukan begitu,  Sasuke-san?"

Karin tersentak, begitupula orang-orang di sekitar Hinata yang ikut menatap ke pintu yang terbuka sedikit. Di sana, Sasuke bersandar pada salah satu pintu yang tertutup rapat. Lelaki itu terkekeh pelan, dan menolehkan wajahnya pada Hinata.

"Tentu saja, my Lady."

Hinata tersenyum lembut, ia menunduk dengan ragu sebelum menarik Ino dan Tenten agar pergi dari tempat itu. Ia berusaha menulikan telinganya dari makian Karin dan bentakan Pain.

Kenapa Karin menjadi seperti itu?

"Kau pikir dia akan mengerti tentang kondisi fisikmu jika kau bersikap baik seperti itu, Sasuke!?"

Sasuke mendesah lelah, ia memang suka heran dengan sikap Karin yang seperti itu saat dirinya sakit atau hanya kelelahan saja. Seperti sekarang, dirinya memang kelelahan karena memikirkan Hinata yang diculik oleh Kiba. Namun, reaksi Karin tentu berlebihan dan itu menjadi tidak nyaman baginya dan juga bagi Pain.

Dengan gerakan singkat, Sasuke menyuruh Pain, Sai dan Lee agar masuk ke dalam kamarnya. Meninggalkan Karin yang seolah tidak dihargai sama sekali.

"Maafkan aku karena membuatmu tidak nyaman dengan sikap Karin yang seperti itu." Pain membuka pembicaraan saat mengusap bahu dan punggung Sasuke dengan handuk yang dibasahi air hangat.

Hime, Please Stay. (Masashi Kishimoto Sesajen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang