Part 4

47.4K 4.2K 354
                                    

Sudah hampir sebulan Lea bersekolah di Sma Harapan, dia mengalami sedikit perubahan. Dari mulai berbicara kepada teman temannya walaupun hanya beberapa kata, dan menjadi orang yang selalu tidur. Sedangkan teman-temannya, mereka sudah terbiasa dengan Lea.
Ray beserta temannya pun sama, mereka mulai akrab dengan 4 wanita itu sesekali mereka bercanda tawa kecuali Lea yang hanya tersenyum tipis.

Kringgg

"LEAAAAA BANGUN" pekik Tia dari tempat duduknya.

Lea yang tertidur sepanjang pelajaran langsung terbangun dan bangkit dari tempat duduknya. Ia melihat sekeliling, lalu menoleh ke belakang.

"Ayo" ujarnya.

Para gadis itu menuju kantin, seperti biasa mereka duduk di pojok kiri bersama para lelaki tampan.

Tia, Alvin dan Raya yang biasanya selalu menjadi suruhan mereka untuk memesan makanan kini sedang bersantai, karena saat ini Lea dan Grace menggantikan mereka.

"Lo bawa makanannya Lea?" April menoleh ke arah Tia yang sedang memainkan ponselnya.

"Bawa" Tia merogoh saku roknya lalu mengeluarkan beberapa bungkusan berwarna merah berisi coklat.

"Beng-beng? Buat siapa?" Tanya Alvin saat melihat Tia mengeluarkan lima bungkus beng-beng dari saku rok nya.

"Lea" jawab April lalu mengambil beng-beng tersebut.

"Buat dia makan" celetuk April saat melihat Alvin membuka mulutnya seperti ingin berbicara.

Saat makanan mereka tiba, Lea duduk di antara April dan Ray. Ia memilih duduk disitu karna ia tau disini pasti hanya akan ada keheningan. Jadi cocok untuk dia tidur.

Kini semua menyantap makanan mereka kecuali Lea,ia sudah terlelap beberapa menit yang lalu.

"Tidur terus nih anak" Raya menoleh ke arah Lea yang sedang terlelap.
"Sudah kayak gak di kasi tidur sebulan" lanjutnya.

"Lo ngomong gitu, emang dia bakal denger?" Celetuk Grace.

"Gak sih, gue heran aja" ujar Raya.

Mereka semua menoleh ke arah Lea yang masih terlelap. Lalu kembali melanjutkan menyantap makanan mereka hingga habis.

Makanan serta minuman di meja mereka kini sudah habis. Mereka menyenderkan punggung mereka ke senderan kursi.

Tia menoleh ke arah Lea lalu berdecak "kalian percaya gak kalau Lea bentar lagi bangun"

Mereka semua menggeleng kecuali April.

"Gue percaya"

"Oke, kalo gue benar kalian teraktir gue sama April. tapi Kalo kalian benar gue teraktir kalian" ujar Tia yang di angguki oleh mereka.

"Gue mulai ya"
"10..9..8..7..6..5..4..3..2.."

Lea bangun dari tidurnya lalu mengambil beng-beng yang di beri April tadi disaku roknya

"YESSSS" Tia langsung berdiri lalu menoleh ke arah temannya secara bergantian.

"Teraktir gue nanti malam" ucap Tia dengan bangga. Mereka hanya melongo tidak percaya. Karena mereka berfikir itu pasti hanya kebetulan.

AZALEA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang