Kini mereka telah sampai di sebuah taman, pengunjungnya lumayan ramai. Rata-rata para pemuda pemudi yang sekedar duduk-duduk saja.
"Ngapain?" Tanya Lea menatap punggung Ray.
"Cuman mau ngajak lo jalan aja"
"Teman lo kan banyak" ujar Lea.
"Tapi gue maunya elo" Ray duduk disebuah kursi kosong yang berhadapan dengan ayunan.
"Serah" cuek Lea lalu duduk di ayunan.
Tak ada yang ingin memulai pembicaraan duluan. Mereka berdua hanya menatap bintang dan bulan yang sangat terang malam ini.
"Lea"
"Hm?"
"Lo tinggal sama bi Ika aja?" Tanya Ray tanpa menoleh ke arah Lea.
"Iya" jawab Lea singkat.
"Oh"
Hening kembali menemani mereka.
Lea beranjak dari ayunan menuju pagar yang pembatas antara taman dan laut lepas.
"Ray"
"Ya?" Ray beranjak berjalan menuju tempat Lea berdiri.
"Lo pernah kehilangan gak?" Tanya Lea.
"Pernah" jawab Ray santai.
"Terus apa yang lo lakuin?"
"Beli baru, cuman sepatu doang"
Lea menatap Ray kesal.
Lalu kembali duduk ke ayunan.Ray tersenyum lalu membalikkan badan melihat Lea yang sedang menggerakkan ayunan menggunakan kakinya.
"Gue nggak pernah ngerasa kehilangan yang lo maksud. Karena gue udah ada semua. Keluarga,teman,sahabat" jelas Ray panjang lebar.
"Pacar?" Tanya Lea yang membuat Ray bungkam.
Ray membalikkan badannya memunggungi Lea. Lea menatap Ray bingung.
"Gue yang ninggalin, jadi bukan gue yang kehilangan" ucap Ray dengan suara rendah
"Aneh"
"Aneh?" Ray berbalik memerhatikan Lea yang masi memainkan ayunan.
"Ya, lo aneh"
Ray menaikkan sebelah alisnya.
"Lo yang sebenarnya merasa kehilangan kan, tapi lo bilang kalo dia yang kehilangan" ujar Lea menoleh ke arah Ray.
Ray menunduk.
"Jijik gue liat lo gitu" ucap Lea lalu pergi meninggalkan Ray.
Ray menatap punggung Lea yang sudah berlalu pergi.
Sempat terdiam lalu kembali tersadar
"Tungguin gue" Ray berlari pelan menuju Lea.Di sepanjang perjalanan mereka tidak membicarakan apapun, karena Ray hanya fokus mengedarai motornya.
"Lea"
Tak ada jawaban
"Lea"
Tak ada jawaban
Ray melirik kaca spion terdapat Lea yang sudah tertidur di punggungnya. Tampak ujung bibir Ray terangkat sedikit lalu ia kembali fokus mengedarai motornya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AZALEA
Teen Fiction•makin sedikit kita berbicara, makin sedikit pula peluang rahasia kita akan terbongkar• ~Azalea Quinn Alister Gadis yang dikenal pendiam dan pintar ini memiliki banyak rahasia di dalam dirinya. Gadis ini sudah mulai populer ketika ia baru pindah...