Part 7

39.3K 3.4K 46
                                    

Seminggu setelah kejadian di seberang jalan. Lea tampak biasa saja, sedangkan Ray dan teman temannya pun sama.

Istirahat telah tiba, seperti biasa Lea beserta sahabatnya .Ralat, Lea tidak menganggap mereka sahabat, hanya teman.

"Kemarin ada anak SMA Bintang kesini" ujar Tia dengan polos.

Ray beserta beserta temannya langsung menoleh ke arah Tia. Ray menatap Tia dengan tatapan tajamnya.

"Kok kalian gini amat?" Tia bersembunyi di balik punggung Grace.

"Nggak" Raya langsung mengalihkan pandangannya.

"Ohh" Tia kembali keposisinya semula.

"Gue ke kelas" Lea beranjak dari kursinya lalu berjalan ke luar kantin.
Ray menatap lekat Lea di ikuti Azka dan Fawaz.

"Kalian kenapa sih? Liatin Lea sampai segitunya" ujar Grace melihat Ray, Fawaz dan Azka secara bergantian.

Mereka naikkan pundak lalu memainkan ponsel mereka.

"Ci" panggil Alvin.

"Ya?"

"Kalian pernah ceritain tentang PHOENIX ke Lea gak?" Tanya Alvin to the point.

"Pernah dong, sering lagi" jawab Tia polos.Semua lelaki yang satu meja dengannya langsung menoleh ke arahnya.

"Apa aja?" Tanya Alvin lagi.

"Tanya April, gue lupa" Tia menoleh ke arah April.

"Hm?" Alvin berdehem.

"Sejarah,pertarungan,musuh" ujar April singkat.

Ray mengepal tangannya kuat. Azka yang melihat itu langsung menenangkan Ray.

"Gue bisa minta tolong sama kalian gak?" Ucap Alvin.

"Boleh"
"Iya"
"Apa aja boleh"
Ujar mereka bersamaan.

Alvin mengubah mimik wajahnya menjadi serius. "Jangan ceritain apapun lagi tentang PHOENIX ke Lea".

"Kenapa?" Tanya April.

"Dia orang asing" celetuk Ray.

Grace menoleh ke arah Ray "Dia kan udah dekat sama kita, kok jadi orang asing sih".

"Kalo gue bilang dia orang asing, tetap orang asing" bentak Ray,membuat Grace terkaget dan langsung memeluk Tia.

"Santai dong, jangan main bentak" ucap April yang di balas tatapan tajam oleh Ray.

"Kenapa? Gak suka?" Ujar Ray.

"Lo kenapa sih Ray, lo gak pernah bentak kita kaya gini sebelumnya" ucap April sambil menoleh ke Grace.

"Bukan urusan lo"

"Iya ini bukan urusan gue. Tapi kalau lo punya masalah,lo tuh jangan lampiasin ke Cece" bentak April. Ray geram dengan sikap April lalu ia mengangkat tangannya seperti ingin memukul April tetapi di tahan oleh Fawaz.
Fawaz menggeleng menatap Ray yang sudah mulai kelewatan.

"Lo mau pukul gue? Pukul" ujar April.
"Yang penting lo ga bentak kita lagi" lanjutnya.

Ray kembali duduk lalu mengusap rambutnya dengan kasar "Arrgg".

"Sorry, gue tadi emosi" ucap Ray.
April mengangguk begitu pula yang lainnya. Mereka kembali melanjutkan obralan mereka sampai bel istirahat selesai.

Jam pelajaran terakhir telah selesai, semua murid telah keluar kelas kecuali Lea. Ia menjadi petugas piket hari ini dan sialnya semua teman Lea yang hari ini bertugas tidak hadir.

AZALEA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang