Part 9

37.5K 3.3K 73
                                    

Kini Lea berada si ruang BK bersama bibinya.

"Saya memutuskan Azalea akan di skorsing 7 hari" ucap bu Ratna guru BK Sma Harapan.

Lea hanya mengangguk.

Ririn sudah masuk ruang BK lebih dulu bersama orang tuanya. Katanya ia hanya diberi peringatan saja berbeda dengan Lea yang di skorsing selama seminggu.

••••

"Kok gak adil banget sih" kesal Tia.

"Mentang mentang orang tuanya yang punya donatur terbesar disekolah ini" gerutu April.

"Sans" ucap Lea santai.

Mereka menoleh ke arah Lea.

"Kok lo santai aja sih" tanya Alvin.

Lea menyeruput esnya hingga habis lalu berdecak. "Udah biasa"

"Udah biasa?" Tanya Raya.

Lea berdehem sedangkan yang lainnya tampak kebingungan.

Lea beranjak dari tempat duduknya.
"Duluan"

Mereka hanya menatap punggung Lea yang berlalu pergi.

"Kok gue merasa ngak enak ya?" Tanya Tia.

"Kasian?" Tanya Ray.

Tia menggangguk.

"Susul sana asal jangan pernah balik lagi" ketus Ray yang membuat Tia membisu.

••••

Lea yang pulang lebih dulu dari murid yang lain kini sedang berada di warung makan sederhana dipinggir jalan.

"Tumben datang cepat" tanya seorang lelaki bernama Fito yang membawakan pesanan Lea.

Lea berada di warung makan Cempaka, tempat makan yang pertama kali ia kunjungi saat sampai di Jakarta. Sampai saat ini ia sering kesana untuk makan malam atau sekedar melepaskan rasa bosan.

"Ada masalah " jawab Lea singkat.

Fito menggeleng.
"Gue kira lo bakal berubah"

Lea tak acuh dengan ucapan Fito.

"Gimana?" Tanya Fito sambil duduk di kursi depan Lea.

Lea memberhentikan suapannya. Lalu menoleh ke arah Fito.

"Tunggu mereka keluar" jawab Lea singkat.

"Bukan itu"

"Jadi?" Lea menaikkan alis nya sebelah.

"Penyakit lo" tanya Fito.

Lea menaikkan bahunya tidak peduli.
"Ikuti takdir aja"

Fito menatap Lea sendu lalu beranjak pergi dari hadapan Lea.

Setelah menghabiskan makanannya Lea menyenderkan punggungnya ke sandaran kursi.

"To"

"Hm"

"Pas awal lo ketemu Mutia gimana?"

Fito menoleh ke arah Lea.
"Kenapa?"

"Nanya aja"

"Yakin?" Tanya Fito penuh selidik.

"Ga jadi deh" kesal Lea.

"Gitu aja ngambek" Fito berjalan ke tempat duduk Lea. Lalu ia menempelkan bokongnya di tempatnya duduk tadi.

"Dulu pas SMP Mutia cuek banget sama gue, gue kira dia benci sama gue. Tapi gue bodoamat terus dia juga selalu ngelawan gue padahal gue gak pernah apa-apain dia. Mutia kaya benci banget sama gue, sampai-sampai dia bikin grup anti-Fito gitu" Fito terkekeh pelan.
"Selama beberapa minggu grup nya berjalan normal aja, sampai ada rumor yang bilang kalo Mutia itu suka sama gue. Semenjak itu Mutia langsung kayak di bully gara-gara muka dua".

Lea hanya menjadi pendengar yang baik.

"Terus Mutia pindah sekolah keluar kota, entah kenapa gue kayak ada yang hilang pas dia pergi dan disitu gue juga baru sadar kalau gue sudah ada rasa sama Mutia.Gue tanya semua teman sekelas dia, tetangga semuanya. Tapi hasilnya gak ada, semua gak ada yang tau Mutia pindah kemana"

"Terus lo nyerah?"

"Awalnya gue mau nyerah, tapi ada aja yang bikin gue gagal buat nyerah"

"Apa?"

"Omelan Mutia, dipikirkan gue ada dia terus.Sampai lulus SMP gue tetap terus nyari dia. Pas gue daftar di SMA Bintang, mungkin kami emang jodoh atau gimana kami ketemu terus satu kelas lagi. Di hari itu pas gue tau dia sekelas sama gue, gue langsung ajak dia jalan dan tembak dia" jelas Fito.

"Ngeri, langsung nembak aja"

"Bukan ngeri goblok, itu namanya hebat. Gue udah berjuang satu tahun lebih buat nyari dia tapi gak ketemu akhirnya Tuhan berkehendak buat kasi ketemu kita lagi. Masa iya kesempatan yang gue punya gue sia-siain. Nanti dia di embat cowo lain gimana?"

"Sabar"

"Serah lo dah"
"Kenapa emang lo tanya gitu?"

"Gapapa sih"

"Bangke, gue udah jelasin panjang lebar" Fito beranjak dari tempat duduknya.

"Makanannya gue bayar 2x lipat" Lea beranjak dari tempat duduknya lalu pergi menuju mobilnya yang terparkir di depan warung itu.

Fito langsung berbalik mengambil uang itu dan mengacungkan dua ibu jarinya.

"Mantep, sering-sering aja nanya"

Lea hanya mengangguk menjawab ucapan Fito.

Klik

AZALEA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang