Setelah kejadian waktu jam istirahat, Lea menjadi korban bullying disekolah. Tak sedikit yang membullynya. Mulai dari adik kelas sampai kakak kelaspun ikut membullynya. Walaupun begitu, Lea tidak pernah membalas apapun yang dilakukan orang-orang itu.
Byur
Hoodie yang dikenakan Lea basah dan punggung Lea ada sedikit terasa panas.
Lea bebalik untuk melihat siapa yang menyiramkan air itu, tampak adik kelas dengan wajah polosnya tampak tersenyum ke arahnya."maaf kak, sengaja tadi" ujar adik kelas itu.
Lea langsung berbalik meninggalkan adik kelas itu, ia berjalan menuju kamar mandi untuk mengecek punggungnya yang sudah mulai memanas.
"tuh bocah dapat air panas dari mana" batin Lea.
Setelah dari kamar mandi, Lea kembali ke kelas untuk belajar. Sekarang Lea duduk sendiri di meja paling pojok kanan yang berdekatan dengan jendela. Bukan karena dia di usir oleh Grace, namun ia pindah sendiri karena ia merasa jika Grace agak risih duduk dengannya.
Waktu berlalu begitu cepat hingga bel pulang sekolah berbunyi. Semenjak kejadian itu, Lea jarang pulang sebelum sekolah sepi, entah apa yang ia tunggu. Ia selalu pulang jika di sekolah sudah tidak ada orang lagi kecuali satpam.
"Tiaaaa" pekik Alvin dari dari luar pintu.
Hari ini Tia dkk sedang piket. Jadi mereka belum pulang.
"Kenapa sih ribut amat" ujar Tia yang masih menyapu lantai.
"Nanti malam kamu sibuk gak?" tanya Alvin yang sudah di dalam kelas
"Gak,kenapa?"
"Nah jalan yok" ajak Alvin.
"kemana?" tanya Tia yang sudah selesai menyapu.
"Gak tau, Azka yang ajak" jawab Alvin sambil menaikkan pundaknya.
"Gak jelas" ujar Tia sambil berjalan menuju mejanya untuk mengambil tas.
"Lo boleh ajak April sama Grace juga" ujar Alvin.
"Kita boleh ikut?" celetuk Grace yang sudah selesai menyapu juga. Alvin hanya mengangguk menjawab pertanyaan Grace.
"Yeyyy, April nanti jemput gue ya" Ujar Grace sambil menyenggol pelan lengan April. Sedangkan April hanya mengangguk.
"Sudah selesai nih, ayo cabut" Ujar Tia lalu berjalan keluar di ikuti Alvin,Grace dan April.
Kini tinggal Lea sendiri yang berada dikelas. Ia sedari tadi hanya mendengar percakapan ke tiga orang itu sambil melihat keluar jendela.
Setelah merasa sekolahnya sudah cukup sepi, ia pun berjalan keluar kelas. Sangat sepi sampai hanya terdengar suara sepatu dari langkah kaki Lea disepanjang perjalanan Lea menuju pintu gerbang utama.
••••
Sebuah Cafe dipinggir jalan kini sangat ramai karena malam ini merupakan malam minggu. Terdapat sebuah meja yang di tempati delapan orang yang sedang bercanda tawa sambil menunggu seseorang.
"nunggu siapa sih" ujar Tia yang sedikit penasaran melihat Azka yang berjalan bolak-balik di depan pintu cafe.
"cewenya" Jawab Alvin singkat. Sedangkan Tia dkk tampak kaget mendengar jawaban Alvin.
"emang manusia kaya es batu itu punya cewe?" tanya Grace sedikit dramatis.
"Lebih setahun lagi" celetuk Raya sedikit cemburu
"ohh" ujar Grace dan Tia bersamaan.
"hai semua" ujar seorang gadis yang amat cantik.
"eh hai" ujar Tia dan Grace bersamaan.

KAMU SEDANG MEMBACA
AZALEA
Teen Fiction•makin sedikit kita berbicara, makin sedikit pula peluang rahasia kita akan terbongkar• ~Azalea Quinn Alister Gadis yang dikenal pendiam dan pintar ini memiliki banyak rahasia di dalam dirinya. Gadis ini sudah mulai populer ketika ia baru pindah...