"kemarin anak saya nggak salah tapi dapat hukuman berat, sekarang, mereka yang jelas-jelas berbuat salah anda tidak bertidak dengan tegas. Saya bisa laporin masalah ini kepihak yang berwajib."
"bapak dan ibu diharap tenang dulu, semuanya baru diproses, dari pihak sekolah juga baru dapat laporan pagi ini. Mereka semua juga masih dibawah umur, semuanya bisa diselesaikan dengan cara kekeluargaan."
"gimana saya bisa tenang, saya nitipin anak saya disekolah untuk didik dan dijaga, tapi apa yang dia dapat? Ini kasus Bullying pak, beruntung Jihyo tidak sampai depresi berat, karena saya yakin anak saya kuat, tapi kalau itu terjadi sama siswa yang lain yang mentalnya jauh lebih lemah apa cukup dengan kata sabar, jangan didengerin, udah dihindari aja dan sederet kalimat yang biasanya dilontarkan guru dan orang-orang dewasa di sekitar korban, apa itu bisa membantu kondisi psikisnya? Mereka perlu dikasih hukuman, agar mereka merasa menyesalinya perbuatannya."
Kang Ha neul serta Yoo Eun Hye papa dan mama Jihyo sekarang sedang berada di ruangan Pak Mino, setelah semalam beliau menerima pesan kalau Jihyo hilang, beliau segera bergegas pulang meninggalkan pekerjaannya.
"iya bu saya tau, kita juga sedang merencanakan rapat dengan komite dan kesiswaan sekolah." ucap pak Mino.
"bapak berencana mengeluarkan mereka?" tannya Haneul
"eh jika itu keputusan yang tepat apa boleh buat." pak Mino tampak ragu.
"saya setuju dengan itu." ucap Eunhye
"jika itu keputusannya sebenarnya saya setuju. Tapi tidak dengan Jihyo. Mama dengarkan tadi Jihyo bilang, jangan sampai temen-temenya dikeluarin dari sekolah?" Haneul teringat akan ucapan Jihyo sebelum mereka berangkat kesini.
"Tapi mama maunya mereka dikeluarin dari sekolah pa." seru Eunhye.
"biar bagaimanapun mereka temen-temennya Jihyo mah. Alasan Jihyo nggak mau meraka sampai dikeluarin dari sekolah, dan juga karena Jihyo nggak mau kalau mereka pindah sekolah mereka bisa cari korban lain di luar sana."
"terserah deh, sifat Jihyo emang nurun dari kamu, dia jadi kelewatan baik." Haneul hanya menanggapi dengan seutas senyum.
"tapi saya tetap mau mereka dapat hukuman yang setimpal pak. Nggak cukup hanya dengan nulis surat permintaan maaf." lanjut Eunhye.
"aduh kalau jadi mereka gue nggak bakal punya muka buat kesekolah." kalimat yang muncul saat Jiho dan Binnie masuk kedalam kelas.
"gue harap sih kali ini dari sekolah bisa bertindak tegas." sahut Lisa.
"Lisa udah ih, kasihan tau lihat mereka udah pucet gitu pasti takut." bisik Chaeyeon.
"kenapa harus kasihan sama mereka. Mereka aja bisa tanpa belaskasihan nyakitin Jihyo." Rose yang tadinya diem baca novel bersuara.
"eh Eunha baru dateng ya?" tanya Sujeong tiba-tiba, saat Eunha memasukki kelas.
Eunha jawab dengan anggukan dan ekspresi bingung.
"tumben lo kemarin nggak ikut? Ohh gue tau lo udah ngutus anak buah lo ya." lagi lagi Lisa.
"gue nggak tau apa-apa yaa, kalau mau nyalahin salahin aja mereka berdua." Eunha yang emang lagi dalam mood yang buruk udah ngegas aja, jari telunjuknya udah ngarah ke Jiho sama Binnie yang mukanya pucet kayak orang yang lagi nahan poop.
"kok.. Kok lo nyalahin kita Nha, kitakan ngelakuin itu buat bantuin lo." -Jiho.
"tapi kan gue nggak minta." Eunha tersenyum remeh kearah Jiho dan Binnie, ngebuat Jiho dan Binnie menganga tidak percaya.
"lo emang keterlaluan Nha, seharusnya dari awal gue nggak ada dipihak lo." ucap Jiho.
"dan gue juga nggak pernah minta buat kalian belain gue ya." balas Eunha.
Mereka sudah jadi tontonan seisi kelas. Eunha udah keluar dari kelas nggak tau mau kemana.
"sekarang lo nyeselkan nyeselkan." sindir Sujeong.
"kemana aja kalian berdua, baru nyadar kalau udah salah memihak." tambah Lisa.
"nggak usah bacot deh kalian! Gue nyesel mihak Eunha bukan berarti sekarang gue di pihak Jihyo. Dan asal kalian tahu Eunha bisa lebih licik dari yang kalian pikir, walaupun kita berdua udah nggak dipihak Eunha tapi dia masih punya banyak orang buat bantuin dia." ketus Jiho.
"dan satu lagi, temen disekitar kalian belum tentu mereka semua baik."
"orang yang diem aja bisa jadi musuh terbesar kalian." bisik Jiho tepat di sebelah telinga Lisa.
Setelah itu Jiho dan Binnie pergi ke ruangan pak Mino.
Istirahat.
"pulang sekolah kita jengukkin Jihyo yuk?" tanya Chaeyeon, sekarang mereka sedang istirahat di kantin.
"lo pikir Jihyo nggak masuk?" Eunwoo malah tanya balik.
"lah emang Jihyo masuk? Perasaan tadi nggak ada dikelas." Jun gantian tanya.
"nggak tau juga gue, tapi tadi pagi perasaan gue lihat Jihyo deh, tapi Jihyo apa bukan yak?" Eunwoo bingung.
"Jihyo masuk kok, tapi dia emang kelihatan masih pucet gitu, jadinya dia ditahan di UKS sama pawang-pawangnya." ucap Dikey.
"pawang? Mingyu sama Yugyeom? Tapi gue tadi lihat mereka dikelas." tanya Yuju.
"ahhh gue tau, maksud lo pawang si Jaehyun sama Jungkook kan?" tebak Rose.
Dan dianggukki Dikey.
"kata Mingyu tadi pagi dia jemput Jihyo. Sebenernya Jihyo nggak di bolehin sekolah dulu sama orang tuanya, tapi Jihyonya ngotot pengen sekolah jadi tante Eunhye telfon Mingyu buat jemput Jihyo, soalnya bang Daniel udah duluan berangkat, eh nggak taunya disana udah ada dua orang bucinnya Jihyo." penjelasan dari June yang mampu di tampung oleh temen-temennya.
"pengen deh kayak Jihyo banyak yang perhatian." ucap Lisa tiba-tiba.
"ya udah suruh ngeroyok Jiho sama Binnie." cletuk Bambam
"nggak gitu maksud gue."
"eh kalian ngerasa nggak sih akhir-akhir ini ada yang aneh?" tanya Donghyuk tiba-tiba.
"ada apa?"
"Bambam yang jadi sering traktir jajan?"
"bukan."
"June yang jarang nyebat?"
"bukan."
"masih ada hubungannya sama masalah Jihyo Eunha?"
"kemungkinan masih sih, tapi gue nggak yakin juga." jawab Donghyuk.
"udah deh langsung ke intinya aja." kesal Yuju.
"Mina, bukannya ada yang aneh sama dia?" ucap Donghyuk.
"eh iya gue juga ngerasa gitu." sahut Jun.
"Mina juga sering menyediri."
"dia sendirian karena kita kayak jauhin dia gitu nggak sih?" kata Chaeyeon.
"bisa jadi sih. Tapi kalian ngerasa nggak sih, setiap Eunha nggak ada dikelas Mina juga." -Sujeong.
"eh iya, gue juga pernah pas-pasan sama mereka di toilet, mereka keluar dari toilet barengan." tambah Rose.
"jangan-jangan mereka-"
"gue ikut makan disini yaa, soalnya nggak ada kursi lain." Mina yang tiba-tiba datang langsung mengambil posisi duduk di samping Winwin. Ngebuat yang lainnya langsung diam, dan hanya mengangguk merespon kedatangam Mina.
~ra