Upacara pertama

9 2 0
                                    

Mbak ze. Pinjam hp nya dong. Bantu kerjain tugas sekolah nih" (menyodorkan buku ditangan.)

“Tugas apa?”

“Tugas bahasa inggris. Katanya ibu suruh terjemahkan kedalam bahasa indonesia. Kata temen-temen pakai google translate biar lebih mudah."

"Kan ada kamus. Mandiri lah."

"Susah lah. Butuh waktu berjam-jam. Mau nunggu sampai semut bersuara pun gak bakalan kelar.”
“Yasudah sini.”

Zaman memang semakin canggih. Semua sangat mudah dan instan menggunakan tekhnologi. Bahkan gosip tetangga pun bisa tersebar ke media sosial, semua bisa ditemukan lewat hp. Jadi, tidak heran jika tetangga lebih perhatian terhadap anak orang lain dibandingkan anaknya sendiri. Sejak sd teman-temanku sudah punya hp. Berbeda dengan diriku yang terlahir dari keluarga yang sangat sederhana dan serba kecukupan. Bapak berjanji mau membelikan aku handphone jika sudah semester ganjil. Alasannya tidak lain dan tidak bukan agar aku lebih fokus untuk belajar. Jika pada umumnya anak-anak orang lain sibuk dengan gadgetnya dimalam hari.

Aku lebih senang menghabiskan waktu dengan keluarga. Sekedar berkumpul atau menonton film bareng. Jika sudah bosan. Satu persatu dari kakak-kakakku akan masuk ke kamar mereka masing-masing. Sedangkan aku memilih tidur lebih awal agar tidak kesiangan untuk bangun pagi.

Jam  menunjukkan pukul 06.00 pagi. Waktunya aku dan mbak zianna berangkat sekolah. Upacara bendera dimulai pukul 06.30. Aku tidak ingin hari pertama upacara dihukum gara-gara telat. “Mbakkk! Ayo cepetan nanti telat.”

“Nyantai aja napa ih.”

“Mana kunci motornya?aku saja yang nyetir.”

“Enak saja, udah biar aku saja. Bukan telat gara-gara kesiangan. Tapi, gara-gara kamu nyetir nya lama, dasar siput.”

“Huh. Dasar macan.” Bantahku.

Tidak ada hari tanpa pertengkaran. Aku selalu mengalah setiap berdebat dengannya. Mba zianna tiga tahun lebih tua dariku. Tapi, sifatnya seperti anak kecil. Ia keras kepala dan mudah marah.
                                 🖤🖤🖤🖤🖤

Selesai upacara bendera. Semua siswa masuk ke kelasnya masing-masing.

Sedangkan siswa yang telat dihukum untuk mencabut rumput dihalaman sekolah.

“Zaa. Kamu sudah mengerjakan pr dari ibu surti?” Tanya peni padaku.

“Sudah pen. Kamu sudah?”

“Sudah sih. Tapi, tinggal sedikit lagi.” katanya sedikit mengeluh.

RapuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang