cacha kedinginan

3 1 0
                                    

"zaa. Makan disini saja ya, plisss." 

"Gak mau ah, bungkus saja. Kita makan di kelas,"

"Yah. Tapi, aku maunya disini. Gimana dong,"

"Tapi cha..."

"Bang! Sini," ucapnya memotong pembicaraanku dan memanggil bang aspare.

"Chaa..."

"Tenang aja. Bang, boleh minta tolong ngga?" Katanya pada bang aspare sambil mengedipkan kedua matanya.

"Tolong apa neng?"

"Pesankan dua jus alpukat sama roti maryam rasa keju."

"Kirain minta tolong apaan neng. Itu mah kewajiban babang. Kan pembeli adalah raja. Eh ratu. Kan pembelinya cewek ya. Haha."

"Hehe. Sip deh. Makasih ya."

"Sami-sami. Mau tambah apa lagi?"

"Sudah itu saja. Oh iya. Ini uangnya" menyodorkan uang dua puluh ribu.

"Yakin gak mau nambah lagi?" Kata bang aspare memastikan.

"Iyaaa abang. Seperti biasa ya. Gak pake susu coklat."

"Siap. Tunggu sebentar ya."

"Ok."

Bang aspare pergi meninggalkan kami berdua. Aku dan cacha adalah pelanggan setianya. Ia selalu ramah dan melayani pembeli dengan senang hati. Roti maryam buatan mbak tuti, istri bang aspare memang paling banyak diminati. 

Angin berhembus sangat kencang dari pintu kantin. Membuat rambut kami berdua acak-acakan. Tak lama setelah itu, hujan kembali turun dari langit. Kali ini, aku bersikap biasa saja. Seolah aku sudah melupakan rasa benciku dengan hujan. Cuaca menjadi sangat sejuk. Aku lupa tidak membawa jaket. Aku khawatir cacha akan sakit lagi, ia sangat alergi dingin.

"Cha. Kamu gak apa-apa?"

"Hmm. Gak apa-apa. Paling sebentar lagi juga reda."

"Tunggu dulu ya."

"Mau kemana zaa?"

Aku langsung pergi meninggalkan cacha menuju tempat pemesanan. Ia terlihat sangat kedinginan dan menggigil. Aku segera bergegas memesankan ia susu hangat dan tidak memperdulikan pakaianku yang masih terlihat basah. Kali ini aku tidak ingin membuatnya jatuh sakit.

"Mbak tuti, jus nya sudah dibuat?"

"Tinggal satu lagi. Sebentar ya."

"Gak usah mba. Buatkan susu hangat saja."

"Oh. Baik neng."

"Iya mba. Cepetan ya!"

Setelah beberapa menit menunggu. Akhirnya, susu hangatnya sudah jadi. Aku mengambilnya untuk segera diberikan kepada cacha.

"Makasih mba tuti. Pesanan-Nya tolong diantar ke mejaku ya."

"Oh. Siap."

RapuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang