Pagi ini cuaca sangat menyejukkan, rumput hijau terhampar luas dibalik jendela kelas. Semua orang mulai sibuk dengan pekerjaannya. Dibalik jendela terlihat seorang petani membajak sawah. Aku mengajak cacha keluar kelas untuk menghirup udara segar.
Brukk. Tiba-tiba kami mendengar ada sesuatu yang jatuh. Kami berduapun sama-sama menoleh kebelakang.
"Haduhh. Sakit banget. Dasar buku gak tahu diuntung.” Kata rehan dengan nada kesal sambil mengelus bagian yang sakit.
“kamu kenapa han? Masa bicara sama benda mati sih.” kata cacha.
“tahu nih buku. Udah mati. Nyusahin lagi. Kenapa dia gak ngasih tahu kalau didepan ada lubang. Aku kan gak lihat.” Ucapannya membuat kami berdua tertawa.
“mana mungkin buku bisa bicara sih han. Kamu ini aneh. Lagian jalan gak lihat-lihat. Jalan itu pake mata. Bukan pake tumit.”
“kamu kok malah belain bukunya sih ris. Bukannya nolongin kek.”
Aku dan cacha langsung berdiri membantu rehan yang dari tadi menggerutu. Pria ini memang selalu saja membuat onar. Tapi, ia paling pandai dalam menciptakan tawa.
“hey. Bantuin gue berdiri.” Aku dan cacha menoleh kebelakang saat rehan berteriak meminta tolong.
“yaelah elu kan bisa berdiri. Jangan manja deh.” Kata cacha membuat rehan kesal.
“kalau gue bisa. Mana mungkin gue minta bantuan kalian.” Katanya tak ingin disalahkan.
“iya juga sih ya. Yaudah nih tarik tangan gue.” (Sambil mengulurkan tangannya)
Bukk! Mereka berdua sama-sama terjatuh. Dan buku-buku yang dipegang cacha berserakan dilantai.
“rehann! Kamu tuh ya. Kerjaannya nyusahin mulu. Sakit tahu.” Kata cacha sangat kesal. Aku yang melihat kejadian itu hanya bisa tertawa.
Tiba-tiba kenzie mendekati kami bertiga. “ada apaan sih ribut-ribut."
“gara-gara temen elu nih gue jadi ikutan jatuh.” cacha berusaha membela dirinya yang mulai kesal sejak tadi.
“lagian kalian berdua selalu saja ribut. Yasudah sini gue bantu.” Sambil membereskan buku-buku yang berserakan dilantai.
Aku dan kenzie langsung pergi kekelas dan membiarkan mereka berdua ribut.
“woyy! Kok ditinggal sih.” Mereka berdua sama-sama berteriak.
“kenn! Jalan aja terus. Awas aja kamu ya. Aku gak mau nebeng lagi.” Teriaknya dengan nada mengancam.
“bukan gue juga kan yang rugi." Sahutnya sambil tertawa dan tetap meninggalkan rehan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rapuh
Teen FictionMencintaimu adalah luka yang disengaja. Zaa gadis cantik yang sangat membenci hujan dan takut dengan kegelapan harus menerima kenyataan bahwa pria yang dicintainya pergi meninggalkannya tanpa suatu kepastian. Luka hatinya disebabkan besarnya sebuah...