sehari sebelum olimpiade

1 0 0
                                    

Hari ini. Aku, cacha, ibnu dan kenzie akan pergi ke surabaya untuk mengikuti lomba olimpiade tingkat provinsi. Rasa takut, dingin dan gemetar selalu aku rasakan sejak tadi pagi sebelum aku berangkat ke sekolah. Kami berempat di antar bu murti, pak muhni dan pak ade guru olahraga kami sebagai pendamping ibnu dan kenzie. Cacha akan di dampingi pak muhni. Sementara aku akan di dampingi bu murti. Sayang sekali, bu surti tidak dapat mendampingiku kali ini. Beliau harus pergi bersama kepala sekolah untuk rapat guru seluruh kabupaten bangkalan. 

Semalam sebelum aku berangkat untuk mengikuti lomba, kenzie menelponku. "Hallo zaa. Sudah siap untuk tempur?" Katanya. "Sepertinya..." Ucapku menggantung. "Why? Oh aku tahu." 

Tokk

Tokk

Suara ibu memanggil dan mengetuk pintu kamar dan membuatku kaget. Obrolan kami berakhir sampai di sini. Aku langsung mematikan telepon dan segera membuka pintu.

"Iya Bu, ada apa?"

"Kamu belum tidur? Besok kamu harus berangkat pagi, tidur gih, supaya besok gak kesiangan."

"Eh, iya Bu. Lima menit lagi ya, aku sudah pasang alarm kok. Daaa." Ucapku memotong pembicaraan.

"Tapi..."

Aku langsung menutup pintu dan membiarkan ibu menggerutu di luar. Mungkin baginya aku adalah anak yang paling menyebalkan. Haha. Saat melirik jam dinding, aku langsung mengambil telepon yang tergeletak di atas kasur.

"Ah sudah off. Mungkin kenzie sudah tidur, ya sudahlah aku juga harus istirahat," ucapku dalam hati. Saat aku kembali dari kamar mandi setelah selesai mencuci muka, teleponku bergetar. Refleks, aku langsung mengambil telepon yang baru saja aku charge, ada notifikasi pesan masuk dari nomor tak di kenal, aku penasaran dan membuka pesan tersebut. "Semangat zaa. Aku yakin kamu pasti berhasil membuat bangga kedua orangtuamu dan mampu mengharumkan nama sekolah, jangan lupa untuk berdoa, selamat tidur kucing liar, jangan bergadang ya. Aku takut kamu sakit sebelum bertempur. maaf sudah membuatmu penasaran."

-Kenzie

Ah, kata-katanya selalu berhasil membuat pipiku merah merona.

RapuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang