"Kamu dari mana mau kemana?" Ucapnya kembali bertanya.
"Dari kantor, mau ke lab lah."
"Kantor? Lab? Ngapain?"
"Kan, bulan depan aku ikut kompetisi. Ke lab cari cacha lah. Kamu sendiri, ngapain pake baju olahraga?"
"Eh aku? Latihan basket. Kan aku juga ikut kompetisi."
"Oohh."
"Yasudah, aku ke dalam dulu."
"Eh tunggu, semangat zaa. Semoga mendapat hasil yang memuaskan," ucapnya membuat kedua pipiku merah merona.
Aku masuk ke dalam lab dan menemui cacha. Ia duduk di bangku paling depan sendirian. Mungkin pak muhni sudah meninggalkannya sejak tadi. Saat aku menghampirinya, iaterlihat sangat pucat dan lemas. Aku mulai panik dan membawanya ke uks. Mungkin ia dehidrasi. Sejak dari tadi ia tak makan apapun atau bahkan sekedar minum air.
Aku langsung memanggil bu surti. Beliau langsung mengusapkan minyak kayu putih dan memberikan cacha makanan.
"Kamu kenapa nak? Belum makan?"
"Mungkin ia kelelahan bu," sanggahku.
"Gimana ya? Atau dibatalin saja kompetisinya? Kamu istirahat saja dulu."
"Jangan bu, risa kuat kok. Sayang, tinggal sedikit lagi."
"Mmm... Baiklah, nanti ibu bicarakan dengan pak muhni dulu ya, ibu tinggal dulu."
Beliau meninggalkan kami berdua di uks. Saat aku mulai menyuapkan makanan ke mulut cacha. Bu murti memanggilku. Ah iya, aku harus latihan melukis. Tapi..., Bagaimana dengan cacha. Ia masih terlihat lemas. Tak mungkin aku meninggalkannya.
"Sudah aku gak apa-apa kok, kamu pergi saja. Nanti kalau latihannya sudah selesai, temui aku lagi di sini,"
"Beneran gak apa-apa aku tinggal?
"Iya...," Lirihnya.
Aku langsung mengambil peralatan melukis yang tertinggal di lab tadi dan menemui bu murni di kantor. Aku mulai menggambar sketsa yang akan aku jafikan lukisan nantinya. Sebentar lagi jam istirahat akan segera berbunyi. Semua siswa mulai berhamburan keluar dari kelasnya masing-masing. Kenzie dan rehan menemuiku saat semua guru sedang ke kantin. Mereka membawakanku sebuah kantong plastik yang berisi makanan dan minuman. Lalu, mereka berdua meninggalkanku sendirian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rapuh
Teen FictionMencintaimu adalah luka yang disengaja. Zaa gadis cantik yang sangat membenci hujan dan takut dengan kegelapan harus menerima kenyataan bahwa pria yang dicintainya pergi meninggalkannya tanpa suatu kepastian. Luka hatinya disebabkan besarnya sebuah...