Baiklah. Aku lanjutkan ceritanya ya. Entah kenapa sejak semalam jantungku berdegub sangat kencang. Sejak dari tadi aku selalu melamun. Bagaimana jika hari ini aku gagal? Bagaimana jika lukisanku jelek? Dan bagaimana kalau aku gugup saat lomba story telling nanti? Arghhh. Pikiranku kacau.
"Woy. Malah melamun," Cacha mengagetkanku. "Cha. Aku takut, dari tadi aku gemetaran," ucapku. "Udah biasa aja. Kalau kamu grogi nanti hasilnya malah jelek," ucapnya menenangkan.
Cacha benar. Harusnya aku bersikap tenang agar pikiranku jernih.
Akhirnya kami sampai di tempat perlombaan. Semua siswa dari provinsi jawa timur mulai mempersiapkan diri untuk mengikuti perlombaan. Kami semua mengikuti upacara sambutan dan dilanjutkan dengan pemanggilan para siswa yang akan mengikuti lomba. Jantungku kembali berdetak sangat kencang saat akan memasuki ruangan. Aku mengikuti lomba melukis sambil menunggu panggilan untuk lomba story telling, aku mulai melukis sesuai tema yang telah di tentukan. Dengan segala kekuatan, aku mulai menggambar sketsa diatas kanvas putih dan dilanjutkan mewarnai menggunakan cat. Setelah selesai, aku langsung mengumpulkan hasil lukisanku hari ini.
Lima menit lagi aku akan keluar dari ruangan melukis. Sebelum itu, aku merapikan semua alat lukis yang ada di atas meja untuk di masukkan ke dalam ranselku. Tak lama setelah itu, bu murti memanggilku untuk segera masuk ke ruang lomba story telling. Kali ini, jantungku benar-benar tak bisa terkontrol. Tapi, aku harus berani dan berusaha tenang.
Aku mulai mengeluarkan suara. Seketika, ruangan menjadi sangat hening. Mereka yang memahami arti dari cerita yang aku bawakan terdiam dengan mata berkaca-kaca.
Setelah selesai, aku dan bu murti keluar untuk menyaksiakan pertandingan bola basket. Pak Muhni dan Cacha sudah berada disana lebih awal. Kenzie melihatku berdiri, akupun langsung melambaikan tangan dan tersenyum kepadanya. Ia terlihat sangat senang dan membalas senyumku. Ia merapikan rambutnya yang tertiup angin. Oh SEMESTAAA!!! ia terlihat semakin tampan dan keren. Tak heran jika semua perempuan di bumi ini menyukainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rapuh
Teen FictionMencintaimu adalah luka yang disengaja. Zaa gadis cantik yang sangat membenci hujan dan takut dengan kegelapan harus menerima kenyataan bahwa pria yang dicintainya pergi meninggalkannya tanpa suatu kepastian. Luka hatinya disebabkan besarnya sebuah...