pembagian raport

2 0 0
                                    

Aku berjalan menuju perpustakaan sekolah. Dan membawa beberapa buku. Tiba-tiba kakiku tersandung. Buku-buku yang aku pegang berserakan di lantai. Lalu, kenzie berlari ke arahku dan menolongku. Tatapannya sangat indah, membuat kedua mataku tidak mampu berkedip sedetik pun. Ia memegang kedua tanganku dan membantuku untuk berdiri.

Brukk!!

Aku terjatuh dari atas kasur dan membuat kepalaku terbentur ke lantai. "Aww, ternyata hanya mimpi," ucapku sangat kesal dan mengelus bagian yang terasa sakit.

Aku melirik jam beker yang ada di atas meja. Sudah pukul 06.30 pagi. "Aaaa... Aku terlambat. Hari ini pengambilan raport," aku kaget dan segera berlari ke kamar mandi. Setelah selesai, aku langsung bergegas mencari mbak zianna. "Bu, mbak zianna mana?" Ucapku berteriak. Tapi, tidak ada seorang pun di rumah ini. Aku mulai panik dan mencari kunci motor. "Sial! Mbak zianna sudah berangkat. Masa aku harus pake motor butut itu. Arrghh." Ucapku dalam hati.


*****

Sesampainya di sekolah. Aku langsung berlari menuju kelas. Lima menit lagi bel akan berbunyi. Aku tidak memperdulikan rambutku yang acak-acakan dan terus berlari sampai ke kelas.

"Tumben kamu terlambat zaa? Yang ambil raport kamu siapa?" Tanya cacha.

"Gak tau, Bapak sama ibu paling sudah ada disini. Nanti aku minta ibu saja yang ambilkan raport kita," jawabku dengan nada ngos-ngosan.


Karena di madura cacha tinggal dengan neneknya. Jadi, aku meminta ibu untuk menjadi wali kami berdua.

Bel masuk kelas sudah berbunyi. Bu surti menuju kelas kami membawa raport di tangannya. Beliau meminta kami keluar kelas dan memanggil orangtua masing-masing untuk pengambilan raport. Aku langsung mencari ibu ke kelas VIII. Beberapa wali murid mulai memasuki kelas.  Dan raport mulai dibagikan sesuai urutan.

Aku dan cacha duduk di depan kelas sembari menunggu orangtua kami keluar. Ibu menemui kami berdua menyodorkan raport dan berkata. "Kalian hebat. Zhafira! Tingkatkan belajarmu. Cacha! Pertahankan prestasimu." Ucap ibu dengan nada lembut dan mencubit pipi kami. Kami berdua sangat senang mendapat nilai yang bagus diantara 21 siswa. Aku mendapat ranking dua. Dan cacha ranking satu.

RapuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang