Diluar hujan sangat deras. Ken mengajakku keluar kantin. Sudah beberapa kali aku berusaha menolaknya. Tapi, ia tetap memaksaku untuk ikut dengannya. Semua orang terlihat sibuk dengan pekerjaannya. Cacha dan rehan ikut membantu teman-teman yang lain untuk membersihkan sisa makanan yang berserakan di lantai.
"Ken! Mau kemana?" Ucapku dengan nada pelan.
"Sudah ikut saja."
"Tapi, diluar masih hujan. Lihat temen-temen yang lain beres-beres. Masa kita malah ninggalin."
"Bawel banget sih. Itu biar menjadi urusan mereka. Ini kan ulang tahun kamu. Jadi, kamu tinggal menikmatinya."
"Iya.. tapi, kan."
Belum sempat aku melanjutkan bicara. Ken langsung menarik tanganku. Kami berdua duduk di kursi yang ada di depan kantin. Tetesan air hujan jatuh ke bumi secara bergantian. Sebuah pemandangan yang sangat indah bagi seorang zhafira yang baru saja terbebas dari rasa bencinya dengan hujan. Aku tak tahu rencana apa lagi yang akan dilakukan kenzie.
*****
"Zaa!"
"Hmm."
"Zaa!"
"Iya. Ada apa?"
"Nah gitu dong. Kalau orang lagi ngomong itu dijawab. Bukan hmm."
"Kan tadi sudah dijawab. Gimana sih."
"Boleh tanya sesuatu gak?"
"Boleh. Tapi, jangan aneh-aneh ya."
"Iya janji. Kenapa sih kamu benci banget sama hujan? Terus kenapa kamu takut banget sama kegelapan."
"Emang penting ya buat dijawab?"
"Penting zaa."
"Kalau aku gak mau jawab. Kamu bisa apa?"
"Nyebelih babget sih. Jangan mendadak menjadi rehan deh. Nanti aku dorong kamu ke tengah tuh."
"Siapa takut. Wekk."
"Kamu takut ya sama air. Hayoo jangan jujur."
"Apaan sih. Haha." Kami berduapun sama-sama tertawa.
"Jawab dulu pertanyaanku. Jangan-jangan."
"Apa? Jangan berpikiran yang aneh-aneh deh."
"Kamu takut sama air? Takut jadi marmut yaa? Haha."
"Mermaid kali. Bukan marmut."
"Eh kirain marmut yang sering nyapu halaman sekolah."
"Haha. Itu mah bang mahmud. Tukang kebun di sekolah ini. Aku bilangin sama bang mahmud loh ya."
"Eh jangan. Maafin zhafira ya bang. Jangan marahin dia. Kasihan, dia kab baru ulang tahun."
"Eh kok gue sih. Bukan aku bang. Tapi, kenzie. Haha."
"Udah ah. Nanti bang mahmud denger. Hihi."
"Kamu mah suka ngelawak."
"Aku kenzie. Bukan temulawak."
Ucapan kenzie benar-benar tidak bisa membuatku menahan tawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rapuh
Teen FictionMencintaimu adalah luka yang disengaja. Zaa gadis cantik yang sangat membenci hujan dan takut dengan kegelapan harus menerima kenyataan bahwa pria yang dicintainya pergi meninggalkannya tanpa suatu kepastian. Luka hatinya disebabkan besarnya sebuah...