mantan pacar

3 1 0
                                    

Ken dan aku terus berbicara sepanjang jalan menuju kelas.

Saat tiba didepan pintu kelas. Tiba-tiba aku merasa ada sesuatu bergetar dari kantong saku bajuku. Nama itu sangat jelas terpampang dilayar ponselku. Ada apa dia menelponku. Bukankah hubungan kami sudah berakhir? Tapi, kenapa dia masih mengganguku.

“siapa zaa? Kok gak diangkat?”

“bukan siapa-siapa kok.”

“oh. Yasudah, yuk aku bantu menata buku-buku ini.” 

Aku masih saja melamun memikirkan panggilan masuk dari Rahul mantanku. Ini memang salahku. Membiarkan kontaknya tersimpan di hpku.

“zaa. Kamu dengar aku kan?”

“eh. Apa ken? iya ayo.”

Aku langsung memasukkan hpku kedalam tas. Dan melanjutkan pekerjaanku. rehan dan cacha menyanyi didepan papan tulis menggunakan sapu-sapu sebagai microphone nya. Bukan hanya aku yang tertawa dengan tingkah lucu mereka. Hampir semua isi kelas tertawa riang dan melakukan pekerjaan tanpa beban. Setelah selesai menata buku, menyapu dan memindahkan kursi. Kami semua beristirahat didalam kelas. Ada yang sibuk bermain game, menyanyi dan rebahan. Sementara aku dan cacha memilih membaca buku. 

Aku sangat senang dengan semua yang ada di sekolah baruku. Bertemu dengan guru dan kepala sekolah yang baik, teman-teman dengan tingkah laku yang lucu, dan sahabat baru yang selalu menghiburku.

Saat aku dan cacha sedang asyik membaca buku. Ken dan rehan mengagetkan kami berdua. Cacha yang merasa kesal pun langsung menimpuk mereka berdua dengan buku. 

"Gak asik lu mah. Jangan galak-galak dong. Kita kan cuma bercanda. Ya gak ken?" (Menyenggol tangan kenzie)

"Hooh."

"Bercanda nya gak lucu. Dosa loh bikin orang lain kaget," Cacha membela.

"Iya-iya nenek lampir."

"Apaa? Gue timpuk lagi baru tahu rasa lu ya. Rrghh."

"Jangan dong. Gue punya tebak-tebakan. Kalian bertiga harus jawab ya."

"Oke," jawab kami serentak.

"Nyarinya susah banget. Giliran udah dapet. Eh malah dibuang. Apa hayo?"

"Aku tahu. Kutu rambut," Jawab cacha sangat yakin.

"Hmm. Ular sawah," jawab kenzie.

"Salah semua. Kalau kamu apa zaa?" Ucapnya menatap mataku.

RapuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang