"Jangan, please.......stop."Teriak Vanessa saat melihat Elin dan Bintang terjun dari lantai 3 sebuah gedung tua. Vanessa berteriak histeris hingga terdengar Bi Laksmi.
Tok... Tok... Tok
(Suara pintu diketuk)"Non kenapa non? Non, jawab bibi"
"Nggak kenapa napa Bi" Ucap Vanessa seraya menyelaraskan nafasnya. Ia baru saja bermimpi buruk lagi.
********
"Maaf pak kami wartawan dari koran times ingin meliput apa yang terjadi disini." Ucap Elin kepada salah seorang petugas.
"Boleh mbak silahkan, asal jangan masuk ke kamar dan jangan merubah sedikit pun yang ada di dalam, karena kami masih dalam proses penyelidikan."
"Oke, makasih pak"
Elin dan Bintang berjalan masuk ke rumah Renata.
"Ssttt, tunggu disini , gue mau masuk kedalam kamar, nanti kalau ada petugas yang dateng kode-kode."
"Oke gampang."
Elin masuk ke kamar Renata dengan maksud mencari tahu apa penyebab kematiannya.
Baru masuk Elin sudah dibuat terbelalak dengan tulisan-tulisan yang ditempel renata didinding. Semua tulisan itu berisi tentang pemanggilan iblis, pengusiran iblis, dan sebagainya. Ia mengeluarkan Hp lalu memfoto tulisan itu.Lalu ia mencari-cari lagi apa yang bisa dia dapatkan dari sana.
"Apa ini?" Ucap Elin yang menemukan sebuah buku diary kecil milik Renata.
"Lin.... Udah belom?" Bisik Bintang dari luar kamar.
"Bentar-bentar" Ucap Elin seraya memasukan buku diary itu dan sebuah tasbih kedalam tasnya. Ia pun langsung bergegas keluar dari kamar.
"Ayo kita pulang." Ucap Elin.
Bintang hanya mengangguk mengiyakannya.
"Makasih ya pak atas izinnya. Kami permisi dulu, karena sudah waktunya kami pulang."
"Sama-sama , hati-hati dijalan."
Bintang dan Elin langsung meninggalkan TKP dan berhenti di sebuah Cafe.
******
"Bi,, masak apa hari ini?"
"Eh non Vanessa. Bibi belum masak non sore ini, bentar ya non bibi masakin makanan favorit non."
"Makasih bi, Vanessa tunggu di depan ya."
"Iya non, bibi janji nggak akan lama." Ucap Bi laksmi yang girang karena melihat Vanessa mau keluar kamar dan mau makan lagi.
******
"Bener kan dugaan gue, kematian mbak Renata ada hubungannya dengan iblis itu" Ucap Elin yang selesai melihat foto tulisan-tulisan yang ada di dinding kamar Renata.
"Vanessa harus segera tahu soal ini." Ucap Bintang.
"Bentar-bentar gue coba telfon , siapa tau diangkat." Ucap Elin.
~~~~
"Hallo Ness apa kabar?"
"Baik Lin, lu gimana?"
"Bagus lah Ness kalau lu baik-baik aja . Lu bikin gue khawatir akhir-akhir ini. Kabar gue juga baik kok."
"Iya Lin maaf udah bikin lu khawatir"
"Gapapa kok Ness, eh Ness ada hal penting yang mau gue omongin. Lu bisa ketemu nggak?"
"Sekarang?"
"Iya. Tapi kalau bisa sih, kalau nggak besok juga gapapa."
"Besok aja ya Lin, udah menjelang maghrib juga ini."
"Oke-oke, jaga kesehatan ya, bye... "
"Siap Lin, lu juga, see you ..."
Elin menutup telponnya.
"Gimana kondisinya sekarang."
"Udah baik kok Ntang. Nggak ada yang perlu lu khawatirin"
"Syukur lah" Ucap Bintang menelan nafas lega.
"Pulang yuk, udah hampir gelap nih." Ajak Elin.
"Ayok. Eh jangan lupa ya, ntar kirim foto itu lewat WA"
Bintang dan Elin meninggalkan Cafe dan pulang ke rumah masing-masing.
******
"Elin" Terdengar suara lirih entah dari mana.
"Elin"
Suara itu semakin jelas dan terasa semakin dekat. Angin di sekitar elin ikut berbicara seakan tahu ada energi negatif besar yang sedang mendekati nya.
Bersambung

KAMU SEDANG MEMBACA
The Midnight Game
HorrorEnam pemuda memainkan "Midnight Game" di rumah yang sudah 10 tahun tak berpenghuni atau yang lebih dikenal dengan "Rumah Bunuh Diri Veronika". Sesuai dengan namanya ,dahulu kala ada seorang Ibu muda mengakhiri hidupnya dengan terjun dari lantai 2 r...