Part 20 (Sattanism)

35 11 0
                                    

Bingung dan takut , itulah yang di rasakan Elin saat ini.

"Elin" Suara samar-samar itu sekarang terdengar jelas. Elin pun berjalan mengikuti asal suara itu, jelas itu dari kamar mandi, Elin membuka pintu kamar mandi dan tidak menemukan apapun di sana. Saat sedang kebingungan, tiba-tiba ada sesosok bayangan yang melintas di belakangnya, spontan Elin langsung menengok kebelakang, detak jantung nya kian memburu karena ketakutan.

"Duarrrr"

Suara pecahnya kaca kamar mandi itu seketika membuatnya terkejut dan semakin tenggelam dalam ketakutan. Lampu seisi rumah pun mati dengan sendirinya.

"Sial" Bual Elin.

"Mati kamu Elin,Bunuh!!!!!"

suara bisikan itu memenuhi isi telinga kepalanya. Elin hampir tidak berdaya melawan bisikan-bisikan itu, akan tetapi seketika itu ia teringat kata Renata,

"Sesuatu yang sudah kamu buka, akan sulit untuk ditutup lagi."

Elin baru sadar, arti kata "sulit menutup" bukan dalam arti sebenarnya, tapi maksud semua itu adalah memberanikan diri menghadapi saat-saat seperti ini, karena ia lah yang terpilih mendapat keistimewaan itu, dengan kata lain ia harus melawan rasa takutnya sendiri.

"Wahai Tuhanku! Sesungguhnya aku berlindung dengan Engkau dari syetan yang terkutuk dari gurisan-gurisannya, dari tiupan-tiupannya dan dari hembusan-hembusannya"

Seketika suara bisikan yang sangat mengganggunya itu terhenti.

********

Sudah sekitar lima menit Bintang memandangi foto jepretan dari dinding kamar Renata di HPnya.

"Aku seperti pernah melihat lambang ini sebelumnya, tapi dimana ya? "

Bintang sedang memutar ingatannya kembali dalam beberapa hari kebelakang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bintang sedang memutar ingatannya kembali dalam beberapa hari kebelakang.

"Tidak salah lagi, ini mirip waktu itu"

Waktu yang dimaksud Bintang disini adalah waktu mencari Bimo dan Vanessa di dalam kamar bu Veronika.

Tiba-tiba listrik di rumahnya padam dan membuat gelap gulita seisi rumah.

"Ma.... Token listrik udah diisi kan?" Teriak Bintang.

Walaupun Bintang teriak dengan keras hanya suara detik jam yang menjawabnya. Ia pun berjalan keluar dan mengecek panel listrik rumahnya.

"Pantes aku panggil nggak ada sautan, ternyata mama udah ada disini." Ucap Bintang karena melihat mama nya sudah ada di depan panel listrik rumahnya.

"Ma...,mama nggak papa kan?" Ucap Bintang lagi karena mamanya dari tadi hanya diam.

"Ntang tang, mama kirain kamu udah tidur. Eh ternyata malah udah disini dari tadi." seraya memegang pundak Bintang dari belakang. Seketika Bintang merinding dan sekujur tubuhnya bergetar, perasaan takut menyelimuti dirinya. Ia perlahan mengalihkan pandanganya ke belakang , ia melihat itu benar mamanya lalu "siapa yang dari tadi berdiri disana?". Saat Bintang mengalihkan pandanganya lagi ke arah panel listrik itu sudah tidak ada siapa-siapa di sana.

"Ma.... Tadi ada yang... " Ucap Bintang gagap seraya menengok ke arah mamanya yg berdiri dibelakangnya.

"Mati"

Sontak kata-kata itu membuat Bintang tersedak kaget. Dengan nafas memburu Bintang terbangun dari tidurnya.

"Lambang ini?" Ucap Bintang seraya melihat foto hasil jepretan di dinding Renata.

Tiba-tiba lampu seisi rumah Bintang Padam.
Bintang menyalakan flash Hpnya.

"Jam 3?" Tanya Bintang yang kaget seraya berjalan melihat jam di hp nya.

"Ma... Token Listrik udah diisi kan?" Tanya Bintang seraya meneruskan langkahnya karena tidak ada jawaban dari siapapun.

"Ma.. Mama.. " Ucap Bintang karena melihat mama nya sedang berdiri di depan panel listrik. Tiba-tiba ada seseorang yang menepuk pundaknya, reflek Bintang menoleh dan tersedak kaget saat yang dilihat adalah mamanya.

Perlahan Bintang mengalihkan tatapannya lagi ke arah panel listrik, ketakutan semakin melumatnya karena yang dilihat kali ini bukan mamanya lagi melainkan Sosok perempuan berbaju putih yang menatapnya seperti ingin melahapnya, sosok itu bergerak cepat ke arah Bintang .

"Aaaaaaa" Teriak Bintang disergai nafas memburu , Bintang baru sadar ia sedari tadi mimpi. Ia segera berlari menuju kamarnya.

Bersambung.

The Midnight GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang