"Bi... Bibi.." Panggil Vanessa.
Rasa dahaga membuat Vanessa terbangun dari tidurnya. Ia berjalan ke dapur untuk mengambil minuman.
"Jam 3" Ucap Vanessa dalam hati seraya melihat jam dinding dan meneguk minumannya.
Selesai minum Vanessa beranjak meninggalkan dapur dan berjalan ke kamar mandi.
"Srek... Srek... Srek.. "
(Suara langkah kaki diseret)Vanessa yang mendengar itu langsung berhenti dan membalikan badannya.
"Siapa disana?" Teriak Vanessa kebingungan.
"Pah.. "
"Bi... "
Karena tidak ada jawaban dari siapapun Vanessa mengabaikan suara itu dan meneruskan langkahnya ke kamar mandi.
"Bunuh" Bisikan lirih yang tiba-tiba melintas di telinga Vanessa.
Vanessa langsung gelagapan dan bergerak menggila kebingungan sampai terduduk dan terpentok di dinding. Kepala dan matanya bergerak mencari-cari di sekelilingnya. Ia sangat ketakutan karena ini suara yang pernah di dengar sebelumnya.
Sedikit demi sedikit ia memberanikan diri untuk berdiri dan menghidupkan lampu .
"Sial" Bual Vanessa karena ia tidak bisa lagi menahan kebelet.
Vanessa berjalan cepat ke arah kamar mandi, kadang ia menoleh kebelakang karena seperti ada seseorang yang sedang mengikutinya. Sampai di kamar mandi ia menutup pintu tapi tidak menguncinya karena takut. Selang beberapa saat ada suara langkah kaki mendekat dari luar kamar mandi.
"Siapa? Vanessa lagi ada di dalam." Teriaknya agar orang yang diluar menunggu.
Seketika suara langkah itu berhenti tepat di depan pintu kamar mandi. Vanessa yang tidak nyaman segera memakai kembali celana pendeknya. Ia pun beranjak dan membuka pintu kamar mandi. Matanya bergerak memutar ke sekitar karena tidak ada satupun orang yang berdiri di sana, padahal ia sangat yakin tadi ada seseorang yang menunggu di luar.
"Bunuh papamu" Bisik lirih yang didengarnya lagi.
Vanessa yang di lumat rasa takut berlari sekuat tenaga menuju kamarnya. Sampai depan kamarnya ia segera membuka pintu dan masuk kedalam,
"Tadi siapa ya?" Tanya nya dalam hati karena sebelum menutup pintu kamar ia seperti melihat wanita berdiri di sudut luar ruangan.
Dengan irama detak jantung memburu Vanessa kembali membuka pintu perlahan dan mengintip keluar.
"Ness"
"M....ma..ma?" Ucap Vanessa terbata-bata.
"Ness"
Badan Vanessa bergetar sampai gagang pintu yang dipegangnya ikut merasakan takut yang menyelimutinya.
"Krek, krek, krek"
(Suara tulang patah)
Sosok itu memutar kepala lalu merangkak ke arahnya.Vanessa langsung membanting pintu dan menguncinya rapat-rapat, Ia berlari mengambil HP yang ia taruh di meja, dengan tangan gemetar Vanessa mencoba menghubungi Elin.
"Lin,ada sesuatu di luar kamar gw lin, gw takut." Ucap Vanessa disergai tangis tersedak-sedak.
"Tenang ness,ten..."
"Gw takut lin, please kesini temenin gw." Potong Vanessa.
"Dengerin gw dulu. Lu harus tenang, tunggu sampai pagi hari, usahakan pikiran lu jangan ampe kosong, yang kita bisa lakuin sekarang hanya berdoa. Kita kumpul jam 6 pagi nanti"
"Tapi..."
"Bentar ya Ness udah dulu, masih ada hal yang mau gw lakuin. Jaga diri lo baik-baik." Potong Elin seraya menutup telepon.
Vanessa hanya bisa duduk dan menahan rasa takut nya sendirian di kamar seraya menunggu matahari terbit.
~~~
"Tidak mungkin" Ucap Elin tersedak kaget melihat-lihat dan memahami apa yang sebenarnya mencoba dipecahkan Renata lewat buku-bukunya.
Bersambung

KAMU SEDANG MEMBACA
The Midnight Game
HorrorEnam pemuda memainkan "Midnight Game" di rumah yang sudah 10 tahun tak berpenghuni atau yang lebih dikenal dengan "Rumah Bunuh Diri Veronika". Sesuai dengan namanya ,dahulu kala ada seorang Ibu muda mengakhiri hidupnya dengan terjun dari lantai 2 r...