Matahari sudah tenggelam, team Lain Dunia berencana mengambil beberapa vidio lagi untuk pembukaan sebelum memulai permainan Midnight game pada jam 00.00.
"Kalian duluan, gw mau ngomong berdua sama Vanessa"
Semua orang berjalan meninggalkan Bimo dan Vanessa , kecuali Bintang, Ia masih berdiri dan diam ditempat.
"Tang.... Nggak bakal gw embat, gw cuma mau ngomong sebentar"
"Oke-oke" Ucap Bintang diiringi dengan tawa
"Apasih tu cowok" Gumam Vanessa pelan
"Ness"
"Iya Kak ada apa? "
"Panggil aja Bim kek lainnya"
"Oke kak Bim, eh.. Bim"
"Terserah deh. Btw itu temen lu nggak kenapa-kenapa? "
"Gapapa kok kak Bim, tadi dia ngomong ke aku kalo baik-baik aja. Mungkin dia malu kalau ngobrol ke orang-orang baru, apalagi ada kamera juga. "
"Oh gitu ya."
"Heem"
"Tapi menurutmu ada yang aneh nggak sih dari dia? "
"Aneh gimana maksudnya? "
Bimo terdiam sejenak dengan tatapan tajamnya.
"Gapapa lah lupain aja"
"Gimana sih kak, eh Bim . Kalau gitu aku duluan ya kak bim, eh... Bimo" Ucap Vanessa dengan senyum manisnya meninggalkan Bimo sendirian.
"Tunggu bentar Nes, ada satu lagi yang mau gw omongin"
Vanessa berbalik badan ke arah Bimo.
"Lu pacaran sama si bodoh itu?" Ucap Bimo dengan maksud si bodoh alias Bintang.
"Ya nggak lah Bim, mana mau aku pacaran sama buaya darat" Teriak keras Vanessa terdengar sampai ke tempat Bintang dll yang sedang berjalan bersamaan.
"Ups" Ucap Vanessa menutup mulutnya. Bimo hanya geleng-geleng kepala.
Surya dan Renata seketika menghentikan langkah kaki nya dan menatap ke arah Bintang.
Bintang tersenyum kecil dibarengi lambaian tangan yang mengisyaratkan "tidak/bukan aku"
"Dasar Buaya" Ucap Surya dan Renata secara bersamaan.
"Ayo Bim, udah ditungguin tuh" Ajak Vanessa yang kembali dan menarik tangan Bimo. Vanessa dan Bimo berlari menghampiri rombongan nya lagi.
"Kamera siap? " Tanya Bimo
"Siap 1000%" Jawab Surya
"Mbak Renata, kamu ngomong duluan ya, jelasin apa aja yang mbak rasain disini, nanti saya bantu. "
"Oke paham gw" Jawab Renata
"3.... 2....1...action"
"Oke , jadi setelah kita keliling di halaman dan sekitaran rumah ini, yang mbak rasain pertama kali adalah saat kita berada di sini, di halaman belakang rumah. Mbak ngerasa kalo ada sosok anak kecil berpakaian sangat kuno dari tadi sedang merhatiin kita dari arah sana (Mbak Renata menunjuk sebuah ayunan di belakang rumah itu) . "
"Mbak bisa komunikasi dengan dia? " Tanya Bimo
"Lin... Kamu kenapa lin? " Vanessa bertanya pada Elin yang tiba-tiba tertawa terbahak-bahak .
"Sur... Kamera!! " Bimo mengisyaratkan Surya untuk mengalihkan kamera ke Elin.
"Kamu siapa? " Tanya Renata ke Elin
Elin hanya diam. Tubuh Elin sekarang sedang di kuasai oleh salah satu penunggu yang ada di rumah itu.
"Tenang, dia hanya ingin berkomunikasi, makanya ia masuk ke tubuh Elin"
"Maaf , kamu bisa bicara sama mbak? Kalo boleh tahu namamu siapa? " Tanya Renata lagi sembari menyentuh pundak Elin.
Seketika Elin Menatap Tajam ke arah Renata dan mencengkram tangan yang ada di pundaknya.
"Kalian tidak perlu tahu aku siapa, yang kalian perlu ketahui, kalian harus secepatnya pergi dari sini atau... " Ucap Elin dengan kalimat menggantung.
"Atau apa? " Tanya Renata
"Jika dia melihat kalian, maka ia tidak akan membiarkanku untuk tidak membunuh kalian"
Elin tiba-tiba terjatuh pingsan, Bintang bereaksi dengan cepat menangkap Elin dan Membopongnya.
Seketika itu pun, angin berhembus kencang membuat seluruh badan yang dilewatinya beku serta seluruh bulu kuduk dibuat berdiri.
"Mbak... " Bisik Bimo ke Renata
"Oke jadi disini saya akan coba jelaskan apa yang coba dikatakan oleh Sosok yang masuk di badan Elin Tadi. Menurut mbak sosok perempuan tadi berusaha memberitahu kalau sebenarnya disini tidak boleh sembarangan di jamah manusia, tapi ini hampir sama kasusnya dengan tempat-tempat lain yang pernah saya kunjungi sebelumnya. Jadi ya... No Problem. "
"Bener kata mbak, bahkan sudah sangat sering ya kejadian seperti ini, di vidio-vidio sebelumnya"
"Yang penting kita nggak ada maksud ganggu dan saling menghormati"
"Ya benar sekali kata mbak Renata , bagaimana menurut kamu ... Nes? "
Vanessa tersedak kaget karena dia sedang berusaha menolong Elin yang tergeletak pingsan.
"Eh Aku?...."
Bimo mengangguk.
"Saranku sih tetap hati-hati, em...apa lagi ya... jaga kesehatan juga, apalagi baru seusai pandemi ini...e...."
"Apalagi ......? " Bisik Vanessa pelan
Bimo menggelengkan kepala.
"Udah gitu aja" Tutup Vanessa dengan sedikit senyumnya
"Cut.. Cut" Ucap Bimo seraya tertawa terbahak-bahak.
"Eh maaf maaf kak ,aku salah omong ya? " Ujar Vanessa kebingungan.
Bimo masih tertawa terbahak-bahak.
"Oh jadi sengaja. Aku sengaja nggak di briefing dulu biar keliatan kelabakan saat kamera nyorot ke mukaku. " Ucap Vanessa kesal
"Kamu kalo kaget lucu ya Nes"
"Lucu? "
"Maksudku lucu kamu itu enak dilihat, kek le minerale tau nggak? Ada manis-manisnya dikit."
Vanessa seketika terdiam dan terlihat salah tingkah.
"Dasar lu ya Bim, kasian tu anak orang lu bikin salting." Canda Surya
"Kita dimana Tang?" Tanya Elin kepada Bintang yang berada disampingnya.
Pertanyaan itu membuat semua orang kaget dan terdiam menatap Elin .
Bersambung.
Next Part (Midnight game - (1))
Ngemis Vote Boleh lah ya....
Ini aku nulis dari jam 00.00 - 01.00 WITA makanya aku upload jam segini. Karena dari pagi aku sibuk ada urusan lain . Soalnya aku sudah target upload hari ini, walaupun terpaksa ngorbanin waktu istirahat tapi gapapa sih yang penting target hari ini udah tercapai.Btw ini upload gw jam 01.08 WITA.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Midnight Game
HorrorEnam pemuda memainkan "Midnight Game" di rumah yang sudah 10 tahun tak berpenghuni atau yang lebih dikenal dengan "Rumah Bunuh Diri Veronika". Sesuai dengan namanya ,dahulu kala ada seorang Ibu muda mengakhiri hidupnya dengan terjun dari lantai 2 r...