🖤Episode 16 : Truth or Dare

2.4K 333 115
                                    

Beberapa jam sebelum interview

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Beberapa jam sebelum interview...

"Aku pamit So Ra-ya, bulan depan aku kesini lagi."

Lee Ji Hoon mengusap-usap kaca lemari kremasi sebelum melangkah mundur kemudian berjalan menuju keluar.

Suasana kreamtorium itu nampak sepi, hanya satu sampai dia orang saja yang dapat Ji Hoon lihat disana. Tidak aneh, memang, pada hari-hari sibuk seperti ini memang tidak banyak orang yang berkunjung dibandingkan akhir pekan. Seperti Ji Hoon, dia biasanya datang setiap bulan di hari minggu. Namun kali ini, tidak biasanya dia datang di hari dan jam sibuknya. Padahal tadi pagi dia sedang sibuk merekrut anggota militer yang baru dan mengadakan upacara penyambutan.

Semua itu karena semalaman, Im So Ra selalu membayang di kepalanya sampai-sampai dia tidak tidur semalam, barang sedetik pun. Wanita cantik yang menjabat sebagai kekasihnya itu tidak pernah bisa Ji Hoon lupakan, kendati So Ra sudah tidak bisa lagi ia miliki sekarang. Namun, akan tetap terpatri dan selalu tinggal di ruang hatinya.

"Ya, Yoong-a?" Imbuh Ji Hoon seraya menempelkan benda pipih yang beberapa saat tadi bergetar di saku mantelnya.

"Sajangnim, Kim Seo Ryeong kembali menolak untuk menjadi pengacara dalam kasus itu. Kecuali-" Jaeyoong menjeda pembicaraannya di seberang telepon sana.

"Kecuali apa?"

"Dia ingin kau sendiri yang membujuknya."

"Heishh!" Ji Hoon mendengus kesal. Kim Seo Ryeong, wanita itu, benar-benar menguji kesabarannya.

"Baiklah. Aturkan saja jadwalnya." Ketusnya seraya menutup panggilan.

Ji Hoon kemudian mempercepat laju langkahnya di halaman parkir, ia membuka dan menutup pintu mobilnya dengan kasar dan melesatkan mobilnya dengan kecepatan diluar batas.

-

"Kau telat 30 menit Tae Ra ssi. Kau kemana sa-" kata-kata Ji Hoon tertahan oleh sebab kehadiran seorang laki-laki asing yang berdiri di belakang pacar pura-puranya itu.

"Maaf. Tadi, Tae Ra mengantarku terlebih dahulu ke bengkel dan aku memintanya untuk memberi tumpangan." Ujar seseorang tersenyum dengan senyuman hangat dan beringsut berdiri bersebelahan dengan Tae Ra kemudian mengulurkan tangan pada Ji Hoon, memperkenalkan diri.

"Oh ya, namaku Hyun Woo, Cha Hyun Woo, teman dekatnya Tae Ra."

Ji Hoon sempat mengumpat dalam hatinya saat mendengar kata-kata bagian terakhir Hyun Woo. 'Teman dekat? Apa istimewanya?'.

"Ji Hoon. Lee Ji Hoon. Pacarnya Tae Ra." Tukas Ji Hoon dengan santai, lalu menarik bahu Tae Ra untuk berdiri di sampingnya.

Tae Ra kontan mengerjap cepat dengan debaran jantung yang menggila. Mendengar kata 'pacarnya Tae Ra' keluar dari mulutnya sungguh membuat hatinya melayang. Mendadak Tae Ra melupakan kenyataan kalau dirinya hanya pacar pura-pura Ji Hoon.

My Precious Destiny [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang