🖤Episode 19 : Ada Apa Dengan Ji Hoon?

2.3K 346 101
                                    

Yeayyy 2500 words lebih 🖤

Tae Ra melangkah keluar dari kamar mandi usai mengguyur tubuhnya dibawah shower

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Tae Ra melangkah keluar dari kamar mandi usai mengguyur tubuhnya dibawah shower. Masih memakai bathrobe dan handuk meliliti kepalanya, langkahnya terhenti di depan meja rias sebelum akhirnya duduk disana. Tae Ra melihat dirinya sendiri lewat pantulan kaca lalu menghembuskan napas berat.

Pikirannya sangat penuh dan kacau sekarang. Bukan ini pagi yang Tae Ra harapkan. Pagi yang dipenuhi dengan kilasan semalam yang masih berputar-putar di kepalanya seolah mengolok-olok dirinya untuk kembali mengingat kegilaan yang ia buat.

Bagaimana dirinya mencium Ji Hoon dengan lembut, sungguh masih bisa ia ingat dengan segar di kepalanya. Sampai-sampai bibir Ji Hoon masih terasa hingga sekarang di bibirnya. Sedari tadi pun Tae Ra terus mengutuk dirinya sendiri yang sudah berpikiran mesum.

"Bodoh! Bodoh! Bodoooohhhh!"

Tae Ra menggeleng lemah usai mengacak rambut basahnya dengan frustasi. Tangannya menyentuh bibirnya sendiri seraya menyesali perbuatannya semalam. Perbuatan yang amat memalukan dan membuatnya tidak mau bertemu dengan lelaki itu lagi. Mendadak rasanya Tae Ra ingin menghilang saja dari bumi.

Semalam, untuk pertama kalinya dalam hidupnya, Tae Ra mencium seorang pria dengan berani seperti itu. Dan bukannya membalas, Ji Hoon malah terdiam sampai akhirnya dirinya pergi dari ruangan tersebut. Semakin membuat Tae Ra malu dan tidak tahu harus bagaimana.

Di dalam hatinya Ji Hoon pasti merasa tidak enak jika harus menolak secara langsung ciuman itu. Dia pasti tidak mau Tae Ra merasa malu semalam, maka dari itu Ji Hoon hanya diam membiarkan ciuman itu sampai Tae Ra menjauh dari bibirnya.

"Kenapa juga semalam aku harus menciumnya seperti itu? Apa pelukan saja tidak cukup? Dasar Tae Ra ceroboh! Idiot!" Racaunya penuh penyesalan.

Tidak berapa lama, terdengar bunyi ketukan membuat Tae Ra sedikit tersentak dan akhirnya beranjak dengan langkah mengendap-endap memastikan siapa gerangan yang berada dibalik pintu.

Ketika membukanya, senyum Tae Ra otomatis menyungging mendapati seorang pelayan wanita paruh baya membawakan nampan berisi makanan ke kamarnya membuat kedua alisnya berkerut dalam.

"Tuan Ji Hoon menyuruhku untuk mengantarkan sarapan pagi ke kamarmu Agassi (Nona)."

Tae Ra bergeming. Bahkan lelaki itu sampai menyuruh pelayannya untuk mengantarkan makanan alih-alih mengajaknya makan bersama di meja makan. Tae Ra semakin yakin, Ji Hoon pasti marah padanya dan enggan untuk sekedar melihatnya.

"Ah terus kasih banyak. Emm itu, apa Ji Hoon masih makan disana?" Tanyanya segan.

Pelayan yang baru saja hendak memutar badan pun mengurungkan niatnya.

"Tuan muda sudah berangkat sekitar setengah jam yang lalu." Jawabnya dengan penuh kesopanan.

"Sepagi ini?"

My Precious Destiny [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang