Siapkan tisu ;(
Dengkuran halus terdengar berasal dari laki-laki yang masih tertidur lelap di pelukannya. Tae Ra sudah bangun lebih dulu dari Ji Hoon. Namun, sedari tadi ia tidak bisa menggerakkan tubuhnya sendiri karena pelukan lelaki itu yang erat padanya.Tae Ra memandang wajah Ji Hoon dari jarak yang begitu dekat. Wajah tenang yang semakin membuatnya terlihat tampan. Semalam, laki-laki itu baru saja memperlihatkan sisi lemahnya padanya. Dan semalaman juga Tae Ra memijit kapala Ji Hoon saat lelak itu terusik dan mengigau kecil hingga akhirnya terlelap kembali.
Tae Ra senang karena Ji Hoon menunjukkan sisi kemanusiaan yang tak melulu harus terlihat kuat seperti apa yang selama ini lelaki Lee itu perlihatkan. Setiap manusia pasti membutuhkan sandaran. Tak peduli sekuat dan setegar apa hatinya.
Selanjutnya, tiba-tiba dering ponsel Ji Hoon diatas meja sana berdering cukup kencang. Tae Ra melirik sedikit ke arah lelaki itu, takut tidurnya terganggu. Tapi ia juga tidak bisa berbuat apa-apa karena tubuhnya tidak bisa bergerak bebas.
Sambil menarik napas, ia mencoba melepaskan tangan Ji Hoon yang melingkar di pinggangnya hendak mengambil ponsel itu tanpa membangunkanya. Hal yang terpikir di kepalanya saat ini adalah, telepon itu pasti penting. Bagaimana tidak? Itu adalah ponsel milik CEO perusahaan besar.
Namun, Belum sampai tangan Tae Ra menggapai ponsel tersebut, Ji Hoon malah bergerak tak berarti dan semakin menyerukan kepalanya ke lekukan leher Tae Ra dalam dan membuatnya merinding seketika.
Deg.
Tae Ra terpaksa diam untuk beberapa saat sampai akhirnya ponsel itu kembali berdering kembali dengan kencang dan, akhirnya berhasil membangunkan sang empunya.
Setelah mengumpulkan seluruh kesadarannya, rahang Ji Hoon kontan menganga lebar, kedua matanya terbelalak saat menyadari bahwa dirinya sedang memeluk Tae Ra dan tidur bersamanya? Ia kira semalam hanyalah mimpi.
"Ji Hoon, kau baik-baik saja?"
Ji Hoon terperanjat kaget. Ia refleks melepaskan pelukannya di tubuh Tae Ra dan melakukan gerakan tak jelas membuat Tae Ra terkekeh dan menikmati ekspresi salah tingkah Ji Hoon. Ia menopang wajahnya dengan tangan yang bersandar pada bantal.
"Kenapa diam saja?" Tanya Tae Ra.
Ji Hoon kelabakan, ia menatap penuh tanya.
Apa maksud dari pertanyaan Tae Ra itu? Memangnya ia harus bagaimana? Memeluknya? Atau menciumnya?"Ponselmu berdering dari tadi." Lanjut Tae Ra membuat Ji Hoon malu sendiri karena sempat berpikir yang tidak-tidak. Lelaki itu lantas beranjak dan berdiri dari tempat tidur untuk menerima panggilan di ponselnya.
"Ya, hallo?"
—
KAMU SEDANG MEMBACA
My Precious Destiny [SUDAH TERBIT]
Fanfic[SUDAH TERBIT] Tidak tersedia di toko Buku [COMPLETED] Kebetulan-kebetulan yang lambat laun mengantarkan Jung Tae Ra dan Lee Ji Hoon pada takdir mereka. - Kim Go Eun As Jung Tae Ra adalah seorang aktris papan atas yang sudah membintangi sejumlah f...