🖤Episode 7 : Militer Angkatan Laut?

2.1K 302 45
                                    

Suasana pusat perbelanjaan itu sangat ramai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Suasana pusat perbelanjaan itu sangat ramai. Banyak orang berlalu lalang sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Ada yang bekerja, berbelanja, makan, sekedar jalan-jalan dan banyak pula diantara mereka yang hanya ingin memanjakan mata untuk melihat-lihat saja.

Seperti Tae Ra, meskipun tujuan utamanya ke tempat ini adalah untuk bekerja, tapi menurutnya lumayan juga jika dia memanfaatkan momen ini untuk menjernihkan pikirannya yang akhir-akhir sangat tertekan.

"Aku aman Eonni. Tidak usah khawatir! Iyaa nanti aku menyusul Jangmi ke parkiran. Eonni duluan saja. Iyaa kau ini bawel sekali. Sudah!"

Tae Ra memutus sambungan teleponnya dengan Yoo Na, mendengar suara asisten sekaligus managernya itu mengomel di seberang telepon sana membuat telinganya terasa mau pecah. Tadi beberapa menit yang lalu, mereka berpisah di pintu lift lantai dua. Yoo Na mendadak mendapat telepon untuk segera pulang karena calon suaminya sudah tiba di bandara.

"Huhhh.. kapan aku punya calon suami?" Lenguh Tae Ra berbicara sendiri.

Sambil berjalan-jalan, ia juga berusaha untuk selalu berhati-hati agar tidak dikenali orang-orang sekitarnya, kendati kini ia sedang memakai masker dan topi. Tapi tetap saja, Tae Ra harus berjaga-jaga.

Sebetulnya keadaan seperti ini sedikit membuatnya muak. Tae Ra tidak punya privasi di sembarang tempat karena profesinya. Bersamaan dengan itu pula dia merasa pasrah sendiri, karena bagaimana pun ini sudah menjadi resiko dan jalan hidupnya. Tae Ra harus menerima konsekuensi ini karena memang dia yang memilih untuk begini.

"Andai aku punya pintu kemana saja. Rasanya aku ingin pergi ke dunia lain dan merasakan hidup seperti orang biasa." Gumamnya lagi-lagi berbicara sendiri.

Detik berikutnya, Tae Ra memilih untuk memakai handsfree dikedua telinganya dan menyibukkan diri dengan menyetel lagu favoritnya. Angin musim semi yang bertiup ketika ia baru saja keluar dari pintu utama, seakan menyambutnya dan membuatnya semakin terhanyut dengan satu melody indah berjudul 'You Can't Stop It From Blooming' dari Sungwoo Jung-a.

"Ahh chotha! (Ahh bagusnya!)" Desahnya seraya menghembuskan napas panjang.

Dan ketika Tae Ra hendak kembali meneruskan langkah kakinya, tiba-tiba dari arah kiri ia merasakan ada sesuatu yang tidak beres, menyusul rasa sakit berikut bau dan lengket sudah memenuhi kepalanya yang masih mengenakan topi.

Hal itu terjadi begitu cepat, hingga Tae Ra tidak dapat melawan. Ia hanya bisa menghalangi dirinya sendiri dengan kedua tangannya, meskipun sia-sia saja, karena segerombolan yang melempar telur itu kini semakin brutal. Bahkan kini bukan hanya telur, tubuh Tae Ra juga sudah dipenuhi tepung. Ia pun tidak mengerti bagaimana bisa kini topi dan maskernya sudah dilepas paksa oleh seseorang diantara mereka.

Seluruh pandang kini tertuju padanya. Tae Ra menyadari itu saat ia menengadahkan kepalanya dan melihat satu persatu orang-orang yang telah melakukan semua ini padanya. Orang-orang yang hanya bisa bersembunyi dibalik baju serba hitam dan masker. Mereka juga meneriaki dirinya dengan kata-kata kasar dan sungguh tidak pantas ditujukan untuk manusia. Selain itu, Tae Ra dapat melihat sebuah spanduk besar bertuliskan 'Enyah kau parasit! Dasar tidak tahu malu!'

My Precious Destiny [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang