Bocil dilarang baca!!Aku Keluar dari kamar dan berjalan menuju Dapur dimana sudah Ada Eomma Jisoo unnie disana sedang mencuci Sayuran di Westafel. Aku segera menghampirinya lebih dekat.
Aku pernah bertanya pada Jisoo Unnie, kenapa rumah sebesar ini tidak ada seorang pembantu yang bertanggungjawab atas Makanan dirumah ini ternyata Jisoo Unnie bilang, Eommanya sangat gemar sekali memasak jadinya pembantu dirumah itu tidak ada yang bertugas didapur.
“Eomma, biar aku saja” Aku mengambil sayuran itu dari tangannya
“Oh Jennie-ah, Dimana Jisoo?” Ucap Eomma Jisoo Unnie seraya mengambil bahan-bahan masakan yang lain kemudian memotonginya.
“Dia masih tertidur Eomma, Oiya. Kenapa sepi sekali. Dimana yang lain Eomma?” Tanyaku karena sejak tdai aku tidak mendengar suara-suara baik dari Kakak ipar Jisoo Unnie maupun dari keponakannya yang lain.
“Mereka sudah pulang Subuh tadi sedangkan Appa Jisoo sudah Pergi bekerja”
“Kenapa Eomma tidak membangunkan aku dan Jisoo Unnie, Aku bahkan masih rindu dengan Minsung, Minjung dan Hayul” Aku mengerucutkan bibirku berpura-pura marah tapi Eomma tersenyum dengan manis.
“Eomma tau kau dengan Jisoo sedang mendebatkan sesuatu tadi malam makanya Eomma pikir kalian butuh Istirahat setelah memikirkan hal yang terjadi pada kalian” Aku sedikit terkejut
“Apa Eomma mendengar obrolan kami?” Tanyaku dengan Hati-hati, dia mengangguk.
“Eomma bermaksud ingin memanggil Jisoo tapi Eomma mendengarmu menangis jadi Eomma mengurungkan niat Eomma, Eomma tau mungkin Eomma salah karena menguping pembicaraan kalian ataupun ikut campur dalam hubungan kalian tapi Eomma cuman ingin memberi pesan, Tanamkan kepercayaan didalam diri kalian masing-masing terutama kepercayaan kepada Tuhan yang telah menciptakan kita. Apapun yang akan terjadi dikemudian hari, kau dan Jisoo bersatu maupun tidak pasti Tuhan melakukan itu demi kebaikan kalian”
Aku mengangguk lemah, Selama ini Hanya Eomma Jisoo Unnie yang bisa memahami hubunganku dengan Jisoo Unnie, Beliau yang selalu menguatkan kami dengan kata-katanya yang sederhana tapi penuh makna.
“Eomma, bagaimana jika aku dan Jisoo Unnie memutuskan untuk melanjutkan hubungan kami ke Jenjang yang lebih serius” Ucapku lagi dengan sangat hati-hati. Ekspresinya berubah setelah mendengar ucapanku. Aku mulai Jantungan dan takut melihat Ekspresi itu. Harusnya tadi aku tidak usah mengatakan hal ini saja. Bodoh sekali aku.
“Jennie-ah” Aku semakin jantungan setelah mendengar panggilan itu.
“Eomma mengizinkan kau dan Jisoo menjalin kasih karena Eomma tidak ingin mematahkan cinta kalian. Tapi Pernikahan itu bukanlah Hal yang mudah sayang. Kalian akan melewati Fase-fase diluar Ekspetasi kalian. Jika kalian terburu-buru tanpa memikirkan kedepannya nanti seperti apa maka kalian akan terjebak dalam situasi yang membuat kalian jatuh. Usia kalian Masih sangat muda, Eomma pikir kalian bisa memikirkan segala sesuatunya dengan matang”
“Tapi Jika keputusan kalian memang ingin seperti itu, Eomma tidak masalah. Eomma akan merestui kalian tapi Satu restu saja tidak cukup untuk membuat pernikahan kalian terlaksana. Kalian juga harus meminta Restu pada Appa Jisoo serta Eomma Appamu dan Eomma tau pasti akan sulit rasanya bagi kalian nantinya terutama meminta restu dari Appa Jisoo. Tapi apapun itu Eomma serahkan pada kalian, Eomma hanya akan membantu kalian dari belakang. Ingatlah Jen, Kau akan tetap menjadi Anak Eomma sampai kapanpun”
Aku lagi-lagi mengangguk, Ntah aku harus senang atau sedih karena perkataan Eomma. Tapi yang dikatakan itu benar, Pernikahan itu bukan sesuatu yang mudah terutama bagi pihak keluarga. Mengingat Aku dan Jisoo Unnie memiliki Gender yang sama mungkin akan lebih sulit lagi bagi kami untuk menggapai kata pernikahan itu. tak terasa butiran air mataku keluar begitu saja. Kenapa aku Sensitif sekali Akhir-akhir ini.