13 🐱

3.2K 325 9
                                    

Terdengar suara pintu terbuka, aku langsung berlari menuju pintu. Aku yakin itu Jisoo Unnie. Lihat saja, akan aku beri peringatan padanya karena tidak mau memberiku kabar. Aku akan pura-pura marah padanya biar dia tau jika aku tidak suka jika dirinya tidak memberi kabar seperti ini.


“Dari ma-“ Ucapanku terhenti saat kulihat tubuhnya basah kuyub, Aku mengerutkan keningku heran karena cuaca har ini sangat cerah. Lalu kenapa dia bisa basah?


“Kenapa kau basah seperti ini?” Tanyaku. Niat awalku yang tadinya ingin pura-pura marah padanya kini berubah menjadi sedikit cemas. Apalagi dia tidak langsung menjawab pertanyaanku. Pasti ada sesuatu yang sedang terjadi.


“Aku kehujanan” Jawabnya dengan santai dan  tersenyuman tapi aku tidak langsung percaya karena kulihat Manager Unnie dengan kondisi tubuh yang sangat kering, beberda dengan Jisoo Unnie.


Tak ingin bicara lagi, aku segera menuntunnya masuk kedalam kamarnya. Jika aku terus menahannya yang ada nantinya dia akan masuk angin karena baju nya yang basah itu.


Sesampainya dikamar, dia langsung masuk kedalam kamar mandi sementara aku duduk dipinggiran ranjang. Otakku mulai berfikir mengenai hal ini. orang bodoh mana yang percaya jika Jisoo Unnie kehujanan sementara Manager Unnie tidak.


Aku yakin pasti sesuatu telah terjadi tadi dan aku sangat yakin kasusnya sama seperti waktu kami dibandara waktu itu. Aku yakin itu, Feelingku sangat kuat. Jisoo Unnie selalu diperlakukan seperti itu oleh orang yang sangat membencinya.


“Jen.. kenapa melamun?” Aku tersadar dari pikiranku saat kudengar suara Jisoo Unnie memanggilku.


“sudah selesai?” tanyaku dan dia hanya mengangguk lalu menghampiriku. Memelukku sedikit erat, menghirup aroma tubuhku yang selalu menjadi kesukaannya.


“Apa kau tidak ingin jujur padaku?” dia melepaskan pelukannya saat mendengar pertanyaan yang kulontarkan.


“Jujur soal apa? Jujur jika aku sangat mencintaimu?” Ucapnya balik bertanya yang membuatku mendengus kesal. Dia selalu mengganti topik jika sudah berada disituasi seperti ini.


“Aku tau kau tidak kehujanan, Tap-“ Ucapanku terhenti saat bibir tipisnya kini sudah menyentuh bibirku, melumatnya dengan lembut. Aku sedikit terkejut akibat perlakuannya yang tiba-tiba tapi aku juga menikmati rasa manis dari bibirnya.


Kekesalanku padanya seketika menghilang dengan pergerakan bibirnya yang membuatku mabuk. Ciumannya tidak kasar dan sangat lembut tapi siapa sangka ciuman itu mampu membuat bibirku mengeluarkan desahan kecil.


“Ah, aku butuh tidur” ucapnya setelah melepaskan tautan diantara kami. Dia berbaring diatas kasur. Wajahnya memang terlihat sangat lelah. Apa dia tidak tidur semalaman?


“Jam berapa kau pergi ke Agensi?” tanyaku yang ikut berbaring disampingnya


“Sekitar jam setengah tiga pagi. Jam dua pagi  aku terbangun dan harus menggotong kalian masuk kedalam kamar”


“Semua? Termasuk Irene Unnie? Sendirian?”


“iya.. lalu dengan siapa? Kalian semua tidur seperti orang pingsan”


“Apa kau merangkul atau menggendong Irene Unnie untuk masuk kedalam kamar?” Shit, ada apa dengan pertanyaanku. Apa aku merasa cemburu jika Jisoo Unnie menyentuh Irene Unnie? Aish Jennie pabo.


“Aku menggendongnya” Mataku langsung membulat sempurna dan tak lama dia pun tertawa sedikit keras. Aish menyebalkan sekali.


“Haha Kekasihku cemburu ternyata” Dia masih tertawa yang membuatku semakin kesal karena digoda olehnya.


Cool Hot Sweet LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang