8~Istana Berdinding Angin 1

135 29 43
                                    

Assalamualaikum...
Selamat malam sabtu semuanya.
Mohon maaf baru bisa up lagi.
Kemarin ada hal penting lain yang mendesak. Jadinya gak up deh...😁🙏

Langsung saja yu...
...Happy Reading...
------------------------------------------------------

"Ko bisa Abi sama Ami percaya banget sama calon menantunya? Sampai-sampai mau buang anaknya sendiri. Dia baru calon lho, Ami," canda Laki sambil berjalan sejajar menuju pintu utama rumah dengan Abi-nya. Lelaki itu tengah menguji keteguhan hati Abi dan Ami-nya.

Syafa dan Halila mengikutinya dibelakang. Tampak raut wajah kedua wanita itu saling bertukar senyuman. Tepatnya, Syafa bersandiwara menebarkan senyuman. Berpura-pura merasa lucu dengan apa yang diucapkan Laki tentangnya. Padahal kalau boleh jujur, hatinya sedikit jengkel. Dia tau Laki bercanda perkara ucapannya yang seolah mengatakan bahwa dia belum tentu pantas dipercaya. Tapi, rasanya tetep saja menyebalkan.

"Kenapa? Memangnya kamu saja yang bisa nyari profil Syafa. Abi sama Ami juga bisa. Dan nyatanya Syafa lebih bisa dipercaya daripada kamu," ungkap Syaki sambil mendorong handle pintu yang sangat besar.

"Waaah... Abi sama Ami sadis," ungkap Laki lalu sedikit menyabitkan senyuman. Sekilas dia melirik Syafa yang semenjak datang tidak terlalu banyak bicara dan terlihat konsentrasi bersikap manis di depan kedua orang tuanya. Lalu dia menemukan Syafa tengah tersenyum pada Ami nya.

Apa ini? Mereka semua mencari profile ku? Syafa merutuk diluar sepengatuan Laki dan yang lainnya. Dia tidak percaya bahwa keluarga yang tengah dihadapinya adalah keluarga... Ouuh... Baik sebenarnya. Sangat baik malah. Tapi, mengingat mereka memata-matai dirinya secara bersamaan, membuat Syafa sedikit merinding. Sungguh.

Ya, keluarga sultan mah bebas. Tiba-tiba kalimat yang seringkali banyak orang lontarkan terngiang ditelinga Syafa. Benar sekali, sekarang aku tengah memasuki keluarga sultan. Tidak apa-apa Syafa, otakmu cukup cerdas untuk menghadapi semua. Lagi-lagi wanita itu bicara sendiri dalam hati.

"Alhamdulillah.... Yang ditunggu-tunggu akhirnya sampai juga," ceracau banyak orang tepat ketika Laki, Syafa, Syaki dan Halila memasuki ruang tamu.

Reg.

Serentak langkah Laki dan Syafa terhenti. Apalagi Syafa. Setelah Syaki menarik Laki ke sisi sebelah kiri, hingga lelaki itu berdiri bersampingan dengannya, hal yang Syafa rasakan saat itu adalah..., sesak. Dia hampir lupa caranya bernapas.

Syafa benar-benar syok setelah menemukan keluarga besar Laki tengah duduk dan berkerumun di ruang utama. Menunggunya. Tersenyum padanya. Menatap hangat kearah dirinya.

Perlahan Syafa menelan saliva. Sebanyak inikah keluarganya? Kenapa dia tidak mengatakan dari awal bahwa yang hendak ditemui olehku sekarang bukan hanya kedua orang tuanya, tapi keluarga besarnya yang berjumlah... Delapan belas orang? Aiissshh... Bagaimana ini?

Diluar sadar, Syafa mengeratkan pelukannya di tangan Halila. Membuat wanita paruh baya yang cantik jelita itu merekahkan senyuman. Lucu rasanya melihat kegugupan calon menantunya. Ya, kalau tidak salah mengira, Halila merasa puteranya pasti memilih jalan itu. Menikahinya. Menjadikan wanita yang tengah mengeratkan pelukan dilengannya menjadi wanita pilihannya.

"Wah... Lagi ngantri buat minta tanda tangan orang ganteng ini ya?" tanya Laki dengan laga sok cool. Dia berusaha mencairkan suasana.

"Uh... PD. Enggak lah!!" teriak banyak orang, lalu terdengar riuh kekehan dan tawa semuanya.

Laki nerekahkan senyuman dan berdeham, lalu mengajak Syafa untuk mengikutinya. "Ayo,"

"Oh, ya," jawab Syafa pelan. Wanita itu menyabitkan senyuman apda Halila, lalu membuntuti Laki. Mengikutinya menyalami seluruh keluarga satu persatu. Dari mulai Ridwan, kakek Laki dari Aminya. Aisyah, nenek Laki dari Ami-nya. Hanif, om nya. Zia, tantenya. Nadia beserta suami, ua-nya Laki. Kanaya, adik perempuan kedua Laki. Dimi dan Raina, sahabat Syaki dan Halila, Vanya dan Arkhan, dua ponakannya. Lalu tiga orang kepala sekolah di yayasan milik Syaki, dua ustadzah dan satu ustad pengurus yayasan dari bagian urusaan kepesantrenan. Komplit. Semuanya ada, kecuali Dokter Syakila, adik pertama Laki. Katanya dia masih dalam perjalanan.

My Wife My Assistant -On goingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang